PALU, MERCUSUAR – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah (Kesbangpolda) Provinsi Sulteng terus mendorong sentuhan pemberdayaan ekonomi, kepada para mantan narapidana terorisme (napiter), agar dapat menyentuh seluruh mantan narapidana, dalam mendukung integrasi kembali antara para narapidana dengan masyarakat sekitar.
Upaya penguatan tersebut dalam kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Ketahanan Ekonomi di Santika Hotel, melibatkan pelaku usaha serta 10 orang eks napiter. Demikian dikatakan Kepala Kesbangpolda Sulteng, Fahrudin D. Yambas, Rabu (8/6/2022).
“Kegiatan ini, upaya pemberdayaan masyarakat dalam aspek ketahanan ekonomi, di dalam 40 peserta, 10 diantaranya dari saudara-saudara kita eks napiter, yang memiliki usaha-usaha,” beber dia
Pelaku usaha ini masih membutuhkan sentuan-sentuhan permodalan maupun setuhan kualitas produksi. Maka itu, Kesbangpol mengandeng Dinas Koperasi dan UKM Sulteng dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, serta pihak perbankan.
“Sesuai komitemen kami di Kesbangpol, tahun depan akan ditingkatkan lagi kualitasnya, dengan menggelar kegiatan di tempat-tempat produksi mereka, yang bersentuhan langsung, misalnya ke Lapas dan BLK, sehingga kita bisa langsung melihat kualitas produksinya, dengan mengajak narasumber dari Kementerian Agama, untuk pengurusan sertifikat halal dan Dinas Kesehatan untuk keamanan panganya,” ujarnya.
Harapannya kata dia, hasil usaha produksi mereka dapat meningkat, baik kualitas dan pemasarannya dan dibantu pendanaan pihak bank.
Fahrudin berharap, kegiatan tersbut dapat memberikan kekuatan dan ketahanan kepada masyarakat, terutama dalam menghadapi situasi ekonomi, khususnya di masa terdampak Covid-19.
“Ketahanan ekonomi warga yang terkena imbas akibat Covid-19, sama dengan daerah lain. Walaupun dari segi ekonomi masih stabil, namun perlu disosialisasikan dan diberikan pengetahuan strategi untuk memperkuat ekonomi rakyat,” ujarnya.
Dari data Badan Pusat Statistik, laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulteng tahun 2021 telah mencapai sebesar 11,70 persen dari target 5,03 persen. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2020 sebesar 4,86 persen. Hal ini menunjukan keseriusan pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini.
Salah satu penggerak perekonomian masyarakat adalah pelaku usaha UMKM. Untuk Kota Palu, per Desember 2020, terdata jumlah usaha mikro sebesar 4,750 usaha dan jumlah usaha kecil sebesar 1.281 usaha. ABS