Pertama, karena Mesir adalah negara di Benua Afrika yang langsung mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia usai diproklamirkan Soekarno-Hatta. Kedua, mayoritas penduduk Indonesia dan Mesir memeluk agama Islam.
“Pedagang Mesir merasa nyaman berdagang dengan Indonesia, karena kedekatan historis dan keyakinan (mayoritas penduduk) yang sama,” beber Lutfi.
Ia mengakui, bahwa volume perdagangan Indonesia ke Mesir kian meningkat, terutama sejak masa pandemi. Biji kopi robusta, tambahnya, adalah komoditas yang paling laris dan sangat diminati. Sedangkan Indonesia banyak mengimpor buah kurma dari Mesir.
Ia berharap, pertemuan tersebut menjadi momentum penguatan kerja sama ekonomi kedua negara, termasuk mewujudkan Free Trade Agreement (FTA)/Perjanjian Perdagangan Bebas, yang menguntungkan. */IEA