PARIGI, MERCUSUAR – Pasca banjir susulan yang terjadi di Desa Torue, Minggu (14/8/2022) lalu, yang merendam pemukiman warga dan sejumlah fasilitas pemerintah yang ada di Desa Torue, Pemeritah Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III, terkait antisipasi tanggul yang jebol.
Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Parmout, Zulfinasran, kepada media ini mengatakan, pihaknya setelah banjir susulan, langsung turun ke lokasi dan mengecek keadaan banjir, juga tanggul yang saat ini dikerjakan.
Tanggul yang saat ini sementara ditangani tersebut jebol, akibat derasnya aliran air yang datang. Pertemuan aliran Sungai Sampoloe yang menghantam tanggul, sehingga jebol.
Belum lagi kata dia setelah dilakukan survei oleh BWSS III, saat ini posisi sungai lebih tinggi daripada pemukiman warga. Bahkan ada sebagian daerah resapan sungai, yang sudah ditanami pohon kelapa.
Untuk itu saat ini, Pemkab Parmout dan BWSS III masih akan terus melakukan pembenahan terhadap tanggul. Adapun yang dibutuhkan saat ini, yakni material batu gajah untuk menjadi tanggul penahan yang ada di sepanjang sungai.
“Untuk wilayah Parmout masih kita cari, di mana bisa didapatkan, karena material batu gajah cukup banyak dibutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk penanganan pascabanjir susulan, BPBD setempat masih terus membantu masyarakat, untuk pembersihan rumah warga yang terendam banjir.
Bahkan, Pemkab Parmout masih memperpanjang masa tanggap darurat sampai dengan 30 hari, sejak 12 Agustus.
Untuk pembuatan hunian sementara, Pemkab Parmout sudah melakukan peninjauan lahan yang akan jadi lokasi pembangunan huntara, yakni Dusun 5 dan Dusun 3 Desa Torue.
Sementara itu, Pemkab Parmout juga berencana akan melakukan relokasi, dengan membangun hunian tetap kepada puluhan warga Desa Torue, yang rumahnya hilang dan rusak berat. Namun untuk kebutuhan data penerima huntap, masih dilakukan pendataan. TIA