PALU, MERCUSUAR – Sejak awal tahun hingga pertengahan 2018, pelaku bisnis dan pelaku industri keuangan merasakan pelambatan penjualan dan penyaluran pembiayaan karena disinyalir melemahnya daya beli masyarakat.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunam Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sulteng, F.G.W.B Tutuhatunewa mengakui permintaan kredit di BPR kurun enam bulan terakhir mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena masyarakat menahan diri untuk mengajukan kredit dalam pengembangan usaha seiring masih melemahnya daya beli, terutama di sektor konsumsi.
“BPR merupakan mitra UMKM dalam pembiayaan dan kami mengakui penyaluran kredit agak menurun karena berbagai hal dan ini dirasakan tidak hanya di Palu tapi di daerah lain juga,” kata Ricky panggilan akrabnya, baru-baru ini.
Pelaku usaha perdagangan ritel juga mengungkapkan distribusi kebutuhan bahan pokok mengalami penurunan permintaan dan agak meningkat menjelang lebaran. Padahal kalangan distributor memprediksi akan ada kenaikan permintaan saat Ramadan dan lebaran tapi tidak signifikan karena masyarakat cenderung untuk membatasi diri dalam pembelian barang kebutuhan pokok.
“Kami mengira dengan pendapatan THR (Tunjangan Hari Raya), gaji dan penerimaan gaji pegawai saat menjelang lebaran bisa meningkatkan penjualan tetapi tidak banyak,” kata Hengky Katili, Manajer PT Tompotika Raya. HAI