Peringatan Isra Mi’raj Sarana Introspeksi Diri

PALU, MERCUSUAR – Peringatan Isra Mi’raj merupakan momen yang tepat disaat Provinsi Sulteng merayakan Hari Ulang Tahun ke-54. Rasa syukur yang dirasakan dengan berbagai keberhasilan pembangunan yang telah dicapai daerah ini, semua berkat kepemimpinan dan kerja keras dari gubernur sebelumnya yang pertama hingga Gubernur saat ini Longki Djanggola bersama seluruh jajarannya. Selain itu, keterlibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan semua komponen masyarakat di Sulteng memberikan dukungan terhadap pembangunan daerah.

“Olehnya saya berterima kasih atas kebersamaan kita semua untuk melanjutkan pembangunan Sulteng yang lebih maju, mandiri dan berdaya saing,” tutur Asisten Administrasi, Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Mohammad Faizal Mang, membacakan sambutan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1439 Hujriyah di Masjid Al-Mujahiddin kantor Gubernur, Minggu (15/4/2018).

Dikatakan, keberhasilan pembangunan dan apapun yang kita kerjakan tidak terlepas dari doa kita sebagai umat muslim, Isra Mi’raj merupakan sebuah peristiwa religius yang tujuannya mendorong umat Islam melakukan transformasi spiritual terhadap pelaksanaan salat lima waktu yang dikerjakan.

“Melalui momentum Isra Mi’raj Tahun 1439 Hijriah ini, mari kita ciptakan komunikasi dan sinergitas yang lebih baik dan penuh kebersamaan,” katanya.

Disampaikan, sinergitas dalam menjaga lingkungan yang tetap kondusif, serta senantiasa memberikan kontribusi terhadap pembangunan Sulteng.

Faisal menyampaikan Isra Mi’raj juga menjadi sarana berintrospeksi, untuk memperbaiki akhlak dan amal-amal soleh yang dikerjakan untuk dapat memotivasi umat dalam bertransformasi sosial dari sifat-sifat dan perbuatan yang kurang baik menuju ke arah yang lebih baik.

“Jika salatyang kita kerjakan selalu tepat waktu dan sesuai dengan rukun-rukunnya, saya percaya pasti akan berkorelasi dengan tumbuhnya sikap,” Asisten Faisal Mang.

Ia menyebutkan, mental dan perilaku muslimin dan muslimat yang tawadhu, berakhlaqul karimah dan berkepedulian sosial yang tinggi dalam kaitan hidup bermasyarakat, karena shalat sebagai benteng untuk memfilter dan melindungi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat dari dampak – dampak negatif yang semakin marak saat ini. BOB

Pos terkait