PALU, MERCUSUAR – Penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Provinsi Sulteng pada periode Ramadan hingga Lebaran Idulfitri, mencapai 1.518.241 kilogram atau lebih dari 1.518 ton.
Capaian tersebut menempatkan penyaluran beras SPHP di Sulteng konsisten berada pada urutan 10 besar se-Indonesia, bahkan sempat berada di urutan pertama selama beberapa hari di bulan Ramadan.
“Boleh dikatakan dari target kita di Sulteng, termasuk lima besar kita penyaluran SPHP tertinggi se-Indonesia sampai pascalebaran, bahkan sempat nomor satu selama beberapa hari,. Terbaru, kita berada di urutan kesembilan,” ungkap Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Kanwil Sulteng, Heriswan, di Palu, Sabtu (27/4/2024).
Heriswan yang didampingi Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Sulteng, Edy Apariadi merinci penyaluran tersebut masing-masing melalui BUMN/BUMD sebesar 20.000 kilogram, Pemerintah Daerah 154.030 kilogram, pengecer luar pasar 491.550 kilogram, pengecer di pasar 796.161 kilogram, dan ritel modern 56.500 kilogram.
Sementara jika dirinci per wilayah, Kanwil Sulteng sebanyak 1.076.405 kilogram, Kancab Poso 149.050 kilogram, Kancab Luwuk 128.786 kilogram, dan Kancab Tolitoli 164.000.
Beras SPHP menjadi salah satu komoditas pangan yang gencar dikampanyekan dalam menghadapi kenaikan harga beras, utamanya dalam momen Ramadan hingga Idulftiri lalu. Hal itu karena beras yang merupakan produk Bulog tersebut dijual dengan harga yang lebih murah dibanding harga beras pasaran, yakni sebesar Rp54.500 per 5 kilogram atau Rp10.900 per kilogram.
“Kualitasnya tidak kalah dengan beras premium, namun dengan harga yang lebih murah,” tandas Heriswan. IEA