BANGGAI, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili Pj. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov), H. Moh. Faizal Mang membuka secara resmi Rapat Koordinasi Teknis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulteng, di salah satu hotel di Kabupaten Banggai, Selasa (24/5/2022).
Pada kesempatan tersebut, Pj. Sekdaprov menekankan untuk mewujudkan provinsi layak anak di Sulteng, diperlukan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat kabupaten dan kota, melalui sinergitas dan sinkronisasi pelaksanaan rencana pembangunan di daerah.
Lebih lanjut dikatakannya, dengan terbitnya Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, terjadi perubahan status OPD pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana menjadi Dinas P3A Provinsi Sulteng dengan klasifikasi tipe A, sementara untuk tingkat kabupaten kota berklasifikasi tipe B.
Dengan perubahan nomenklatur tersebut, Dinas P3A perlu memaksimalkan pencapaian target kinerja OPD dalam mendukung pencapaian target kinerja Kementerian P3A, yaitu provinsi layak anak (Provila), serta mewujudkan indikator kinerja utama dinas yang telah ditetapkan selama 5 tahun berdasarkan RPJMD dan Renstra.
“Indikator kinerja yang dimaksud mencakup indeks pembangunan gender, peningkatan indeks pemberdayaan gender, peningkatan partisipasi perempuan di birokrasi, swasta, parlemen, penurunan rasio KDRT, penurunan penanganan kasus kekerasan, peningkatan pemenuhan hak anak dan sebagainya,” kata Faizal.
Untuk mewujudkan capaian kinerja dimaksud, lanjutnya, perlu dilakukan upaya penguatan kelembagaan dan regulasi di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan, dan khusus anak, pemenuhan hak anak, data dan informasi gender dan anak serta strategi pengurus utamaan gender baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Sementara itu Kepala Dinas P3A, Provinsi Sulteng, Dr. Zubair menilai banyak terjadi kekerasan yang terjadi di Sulteng yang tidak dilaporkan bahkan telah menjadi fenomena gunung es.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya meluncurkan dan membuat sebuah aplikasi agar seseorang bisa melaporkan suatu bentuk kekerasan dengan waktu dan tempat yang dapat diketahui secara langsung, melalui paket Google Map yang dapat didownload melalui playstore di perangkat android. */IEA