PALU, MERCUSUAR – PT Vale menyatakan siap mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Sulawesi Tengah (Sulteng). Dukungan ini ditandai dengan berbagai persiapan, guna mempercepat aktivitas pertambangan di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Demikian disampaikan Head Communications PT Vale, Bayu Aji, saat buka puasa bersama para jurnalis, Rabu (13/4/2022). Bayu mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan persiapan, untuk pembangunan smelter. Namun, hal ini diakui masih mengalami kendala, karena biaya yang dinilai cukup tinggi, sehingga membutuhkan investor selama proses pembangunan.
“Sampai saat ini di Morowali kita belum ada aktivitas apa-apa, karena masih harus membangun smelter dulu, nah ini untuk bangun smelter, dibutuhkan biaya yang tidak kecil. Setidaknya dibutuhkan sekitar 1,8 miliar dollar,”jelasnya.
Menurutnya, meskipun belum secara resmi beroperasi di Sulteng, namun PT Vale telah melakukan sejumlah program respon sosial, baik itu di bidang infrastruktur maupun peningkatan kapasitas SDM masyarakat setempat.
“PT Vale sendiri berencana membangun pabrik pengolahan nikel atau smelter di kawasan pertambangan Kabupaten Morowali, dalam rangka mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen kontrak karya,” ujarnya.
PT Vale bersama dua mitra kerja, yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co dan Shandong Xinhai Technology Co, telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah yang sudah direalisasikan, Juni 2021 lalu
“Pada tahun 2014, PT Vale menjadi perusahaan pertama dan satu-satunya yang merampungkan amendemen Kontrak Karya (KK), sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Minerba tahun 2009. Dengan demikian, PT Vale telah memenuhi ketentuan undang-undang, dan menempatkan landasan regulasi yang stabil bagi masa depan perseroan,” ujarnya.
Saat ini kata dia, PT Vale mengelola area Kontrak Karya seluas 118.439 hektar, di Sorowako (Sulawesi Selatan), Bahodopi (Sulawesi Tengah), dan Pomalaa (Sulawesi Tenggara). JEF