SDA Harus Dikelola SDM Lokal Terdidik

ASISTEN Bunga Elim Somba bersama Dirjen Kementan, T. Jamaya, didampingi Kadis Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Nahyun Biantong saat menabuh gong, Rabu (4/7/2018). FOTO: MAHBUB/MS

PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, mengapresiasi pelaksanaan pertemuan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) pagu indikatif tahun 2019 di lingkup Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian tingkat nasional.

Kegiatan ini bertujuan menyinergikan kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah dalam hal penyusunan alokasi anggaran kegiatan 2019. Hal ini disampaikan Gubernur Longki dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Administrasi, Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, Bunga Elim Somba, ketika membuka acara pertemuan. Pembukaan tersebut juga ditandai dengan pemukulan gong di Ballroom Swiss Belhotel, Rabu (4/7/2018).

Dalam sambutan itu diungkapkan, bahwa Sulteng memiliki wilayah daratan seluas 61.849 kilometer dan perairan laut seluas 193.923 kilometer, yang terdiri dari 12 kabupaten dan 1 kota dengan jumlah penduduk sebanyak 2.785.488 jiwa.

Dari luas daratan, tercatat untuk penggunaan lahan sawah irigasi dan tadah hujan seluas 168,250 hektar area. Sementara, untuk penggunaan lahan perkebunan seluas  681.685 hektar. Berdasarkan data statistik tahun 2016, Sulteng memiliki 8 komoditas unggulan, yakni kakao, kelapa dalam, cengkeh, kopi, pala, kelapa sawit, karet, dan lada. Di mana komiditi tersebut dipandang mendukung pengembangan sektor perkebunan di Sulteng.

“Upaya pembangunan pertanian Sulteng tahun 2016-2021 dihadapkan pada sejumlah perubahan strategis baik di tingkat lokal, regional maupun internasional,” tutur Elim Somba.

Perubahan itu katanya, yang kemudian menuntut produk – produk pertanian yang dihasilkan harus bisa bersaing di pasar lokal, regional, hingga secara global.

Berlimpahnya sumber daya alam (SDA) di Sulteng tutur Elim Somba, dapat dijadikan keunggulan bersaing melalui, pengelolaan perkebunan oleh Sumber  Daya Manusia (SDM) yang terdidik dengan penerapan teknologi, manajemen kelompok tani, dan kemitraan. Ekspor komoditas bukan hanya bahan mentah tapi berupa hasil olahan serta perbaikan infrastruktur pertanian.

“Saya harap penyusunan RKAKL pagu indikatif tahun 2019, selain disusun dengan mengacu pada RPJMN,” ujarnya.

Harapan itu tambah Elim Somba, kiranya disesuaikan dengan koridor RPJMN masing-masing daerah utamanya dalam hal pengembangan potensi komoditas unggulan.

Hadir dalam acara tersebut perwakilan Sekertaris Direktorat Jenderal Perkebunan Kepala Bagian. Perencanaan Kementan RI, T. Jamaya didampingi Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Nahyun Biantong. BOB

Pos terkait