SIGI, MERCUSUAR – Wakil Bupati (Wabup) Sigi, Samuel Yansen Pongi, menghadiri sekaligus meresmikan sistem peringatan dini (Early Warning System) banjir, di dua kecamatan, yakni Kecamatan Dolo Selatan dan Kecamatan Kulawi.
Kecamatan Dolo Selatan meliputi Desa Sambo, Balongga, Poi, Pulu, Walatana dan Desa Bangga. Sementara untuk Kecamatan Kulawi meliputi Desa Salua, Namo, Mataue, dan Desa Toro. Peresmian ini dirangkaikan dengan laporan pembelajaran program MRED, di Desa Pulu, Kecamatan Dolo Selatan, Rabu (16/2/2022).
Wabup Sigi, Samuel Yansen Pongi, dalam sambutannya mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Mercy Corps Indonesia. Sistem peringatan dini ini kata dia, sangat berarti bagi Pemkab Sigi, secara khusus bagi masyarakat.
Diharapkan alat tersebut, dapat mengurangi dampak terjadinya bencana alam bagi masyarakat, dan berharap bantuan yang sudah ada, dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan dapat dirawat, serta dijaga dengan baik agar dapat bermanfaat dan berkelanjutan.
Lanjutnya, di Pemkab Sigi memiliki misi kelima, yaitu pembangunan berkelanjutan berbasis mitigasi bencana. Terjemahan dari misi kelima, maka Pemkab Sigi mempunyai Sigi Hijau, dengan program sejuta bambu, dan seribu pohon (pohon produktif). Pemkab Sigi juga mempunyai konsep pertahanan berlapis dan ini sudah dilakukan.
Dalam berbgai kesempatan, pihaknya telah mulai memperkenalkan kolaborasi Pemkab Sigi dengan Mercy Corps, yakni beronjong dari bambu (low cost by engineering) atau pertahanan berlapis dengan kearifan lokal.
Ia berharap, setahun sekali ada simulasi bencana, agar alat peringatan dini ini tetap berfungsi dan agar tetap ada siaga bencana di desa-desa.
Berkaitan dengan Covid-19, ia mengajak kepada semua masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.
Dalam kesempatan itu, wabup meninjau lokasi program ARG, sirine, demplot, nexus dan beronjong bambu.
Sementara itu, Executive Director Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis mengatakan, Mercy Corps Indonesia dalam proses untuk melanjutkan program ini ke depan, masih berdiskusi dengan pihak donor. “Mudah-mudahan proposal kami dapat diterima dan bisa melanjutkan program ini di Sigi, dua atau tiga tahun ke depan,” ujarnya.
Walaupun program ini masih berlanjut, tetapi ada juga beberapa yang telah diserahterimakan, termasuk early warning system (sistem peringatan dini). Ia berharap, hal ini bisa bermanfaat bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Sigi, khususnya di sepuluh desa yang didukung Mercy Corps Indonesia.
Pihaknya juga berharap, semua program mereka bisa mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pemerintah desa, untuk bisa berlanjut, serta diperluas. Hal yang paling penting adalah perawatan alat EWS tersebut, sehingga aset-aset yang telah diserahterimakan ini, bisa terus berguna, bermanfaat, dan terus terjaga, sehingga bisa memberi dampak positif terhadap masyarakat Sigi, terutama Kulawi dan Dolo Selatan, untuk bisa meningkatkan ketangguhan terhadap bencana.
Hadir dalam kesempatan itu, perwakilan BMKG Mutiara SIS Aljufri Palu, BWS III Sulteng, BPDAS Sulteng, Perwakilan BPBD Sulteng, Kepala BPBD Sigi, Kadis PMD, Kadis Kominfo, Camat Kulawi, Camat Dolo Selatan dan para kades. AJI