PALU, MERCUSUAR – Ditintelkam Polda Sulteng, menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama para wartawan di Paramasu Hotel, Palu, Kamis (19/102023). Diskusi kali ini mengusung tema ” Peran Media Massa dalam Mengantisipasi Pemberitaan Negatif Menjelang Pemilu 2024.
Dalam sambutannya, Kasubdit 4 Ditintelkam Polda Sulteng, AKBP Safruddin mengatakan, peran media massa sangat penting dalam mengawasi proses Pemilu. Guna menciptakan suasana Pemilu yang aman , damai dan berintegritas.
Kegiatan juga menghadirkan narasumber dari Diskominfo Sulteng, Yusuf, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulteng, Temu Sutrisno, Akademisi Universitas Tadulako (Untad), Rahmat Bakri dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, Tasrif Siara.
Dari Akademi, Rahmat Bakri mengatakan, media sebagai platform kampanye, forum debat publik dan pendidik publik. Media bisa membentuk liputan dan isu umtukendukung kepnetingan perusaahan atau memberikan proaganda bagi rezim otoriter sehingga menumbangkan prinsip-prinsip demokrasi.
Selain itu, ada tiga faktor menjelang pemilihan umum. Diman peran media massa harus memunculkan pemberitaan yang berimbang dan bertanggung jawab. Penyelenggara Pemilu dituntut harus transparan dan kredibel. Masyarakat juga kritis dan lebih partisipatif.
“tidka bisa dipungkiri, kalau perkembangan konvergensi media sangat ketat. Media sosial bisa membentuk opini publik. Ditambah lagi adanya konten media yang menyajikan berita singkat, danggal dan emosional,”ungkap Rahmat yang juga menjabat Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum, Untad.
Narasumber lainnya Ketua Mejelis Etik Alinasi Jurnalis Independen (AJI) Palu, Tasrif siara mengungkapkan, media sebagai sarana penangkal isu negatif. Dalam dunia jurnalistik, media perlu menyajikan pemberitaan yang benar, baik dan berguna. Juga berita, Independen, akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk.
Terkait dengan peran media massa menjelang pemilu, yakni bisa memantau dan melaporkan pelanggaran pemilu, dan mengunggah kesadaran politik publik, sehingga mengikuti pemilu.
Senada dengan Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulteng, Temu Sutrisno mengatakan, pers kerap kali menjadi “penyapu” yang membersihkan dan menjernihkan lalu lintas informasi, tentu dengan berita akurat, terkonfirmasi, terverifikasi dan valid kebenarannya. IKI