Biden Lebih Tua dari Cudi

"Vice President Joe Biden visit to Israel March 2016" by U.S. Embassy Jerusalem is licensed under CC BY 2.0

Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Pepatah itu sepertinya mengena pada senator Amerika Serikat dari Delaware, Joseph Robinette Biden Jr atau Joe Biden.

Pria 78 Tahun yang lahir pada 20 November 1942 di Kota Scranton, Pennsylvania itu berhasil memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020.

Bagi Biden ini merupakan pencapaian tertinggi dalam karier politiknya. Dalam Pilpres AS yang berlangsung pada 3 November 2020, perolehan suara elektoral Biden menembus 270 setelah menang di Pennsylvania dan Nevada.

Biden akan tercatat sebagai presiden ke-46 dalam sejarah Amerika Serikat setelah dilantik pada Januari 2021. Sebelum maju sebagai kandidat presiden AS, Biden pernah menjabat posisi wakil presiden saat mendampingi Barack Obama selama 8 tahun (2009-2017).

Selama 36 tahun menjadi senator asal Delaware, dia sebagai sosok yang penting, baik di dalam negeri maupun internasional. Sebagai ketua atau anggota Komite Kehakiman Senat selama 17 tahun, Biden secara luas diakui kehebatannya pada isu peradilan pidana termasuk dalam kasus The Landmark 1994 Crime Bill dan kekerasan terhadap perempuan. Sebagai ketua atau anggota Komite Hubungan Luar Negeri sejak 1997, Biden memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan luar negeri AS. Dia berada di garis depan isu dan regulasi terkait terorisme, senjata pemusnah massal, pasca-Perang Dingin Eropa, Timur Tengah, dan Asia Barat Daya.

Berbekal pengalaman politiknya sebagai senat maupun wakil presiden, Biden berhasil meraup suara rakyat dan memecahkan rekor suara terbesar sepanjang sejarah Amerika.

Biden mengantongi sekira 71,2 juta suara. Ia memiliki 50,3 persen dari semua suara yang dihitung sejauh ini, dibandingkan dengan 48,1 persen dari Presiden petahana Donald Trump. Angka tersebut melampaui rekor Barack Obama pada Pilpres 2008 yang mengumpulkan 69,4 juta suara untuk menang.

Sebelum Biden, ada beberapa sosok senior juga memenangkan pertarungan. Sebutlah Mahathir Mohamad. Di usia 92 tahun, ia memenangkan perebutan Perdana Menteri Malaysia.

Pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela juga sosok sepuh, saat dilantik menjadi presiden pada 10 Mei 1994. Saat itu, pencinta batik Indonesia itu telah berusia 75 tahun.

Tepat di usia 80 tahun, pada tahun 1999 Nelson Mandela pension dari dunia politik. Ia cukup tahu diri untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan pada generasi yang lebih muda. Ia mengambil posisi sebagai guru bangsa.

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi baru terpilih sebagai presiden di usia 88 tahun pada pemilu tahun 2014 silam.

Di sisi lain juga tak kalah banyak anak-anak muda menggapai kekuasaan.

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin menjadi topik utama media setelah terpilih menjadi perdana menteri termuda di dunia.

Ketika terpilih menjadi perdana menteri, Sanna Marin berusia 34 tahun.

Sebastian Kurz terpilih sebagai Kanselir Austria di usia yang sangat muda. Kurz lahir di Wina pada 27 Agustus 1986. Ia menjadi Kanselir Austria pada Oktober 2017.

Sosok lainnya, Juri Ratas. Perdana Menteri Estonia ini lahir di Tallin pada 2 Juli 1978. Pada 2005 sampai 2007, ia menjadi Wali Kota Tallin dan berhasil membuat kota itu menjadi European Green Capital. Akhirnya, Ratas dilantik sebagai Perdana Menteri pada 23 November 2016. Pada saat itu, usianya 38 Tahun.

Kini masyarakat Sulteng diperhadapkan pada fenomena tua muda dalam Pilkada 9 Desember 2020.

Rusdy Mastura atau biasa dipanggil Cudi, jelas lebih muda dibandingkan Joe Biden, Mahathir Mohamad, dan Nelson Mandela. Cudi yang berusia 70 tahun berhadap-hadapan dengan ‘Sang Murid’ Hidayat Lamakarate yang lahir tahun 1970.

Berkaca pada kemenangan Joe Biden, Mahathir Mohamad, Neson Mandela, Juri Ratas dan Sanna Marin, usia bukan menjadi tanda kalah menang. Dalam perhelatan politik, kemampuan menguasai ‘hati’ pemilih merupakan kunci kemenangan. Kandidat yang mampu menyusun strategi menyentuh hati dan sisi emosional pemilih, berpeluang memenangkan pertarungan, tak peduli berapapun usianya.

Akankah Cudi mampu mengikuti kemenangan Biden? Atau justeru ia mendapatkan hasil sebaliknya dan Hidayat yang berhasil ke tampuk kekuasaan seperti Sanna Marin?
Semua kembali pada hati masyarakat Sulteng dan kemana arah tangan menusuk saat di bilik 9 Desember 2020 nanti. *

Pos terkait