Momi Ri Bivi, Janji Bayangi

kick chess piece standing
Photo by George Becker on <a href="https://www.pexels.com/photo/kick-chess-piece-standing-131616/" rel="nofollow">Pexels.com</a>

KONON dalam sebuah kontestasi pemilihan di daerah antah berantah, seorang tim pemenangan menjanjikan kemenangan untuk kandidatnya. Ia berujar manis untuk menyenangkan sang kandidat. “Jika rumput dan batu boleh memilih, semua akan memilih tuan.” Demikian kira-kira kata manis yang terucap, sembari meyakinkan jika tim sudah bekerja ekstra memengaruhi pemilih.

Ada juga tim pemenangan lain, menyuguhkan pernyataan serupa. “Kita sudah mencium aroma kemenangan, lebih tujuh puluh persen suara.”

Bisa jadi penciuman  itu didasari beragam data atau mungkin juga bumbu-bumbu untuk meyakinkan diri sendiri dan kandidat.

Kata manis, kadang tidak seperti rasanya. Kandidat harus hati-hati terhadap ucap kata manis, yang bisa jadi membuai di awal, membawa penyesalan di akhir. Kandidat yang baik, selalu memperhitungkan kondisi terburuk. Tidak mudah percaya cuap manis tim. Tidak boleh jumawa menang, sebelum benar-benar dinyatakan menang.

Belajar dari Marina Udgodskaya, seorang tukang bersih-bersih menang dalam sebuah pemilihan di Rusia. Marina Udgodskaya mengalahkan atasannya yang menempatkannya dalam pemilihan sebagai pengganti kotak kosong.

Sang atasan dan timnya sangat yakin dengan elektabilitasnya, hingga lengah dan tidak memperhitungkan kemungkinan terjadi perubahan pilihan. “Apalah dia, hanya seorang penyapu. Kemenangan sudah di tangan,” pikir Sang Atasan bersama timnya.

Marina Udgodskaya Perempuan berusia 35 tahun, sengaja ditempatkan oleh atasannya yang tak mau menang mutlak melawan kotak kosong. Namun, Marina justru menang telak dalam pemilihan tersebut, mendapat suara dua kali lebih banyak dari atasannya tersebut yang merupakan mantan pemimpin dewan desa.

Marina terkejut dengan hasil itu, dan memutuskan akan mengambil peran sebagai pemimpin daerah.

Kata manis bukan saja muncul dalam bentuk patende dari tim pemenangan kepada kandidat, ucapan manis juga sering meluncur dari mulut kandidat pada rakyat pemilih.

Banyak hal dijanjikan dalam olahkata memikat hati. Jika boleh, kata terucap mampu membuat pemilih melayang, lupa kalau dirinya masih menginjak bumi.

Bukan rahasia lagi, banyak janji politik tidak bisa dilaksanakan saat Sang Kandidat naik ke tampuk kekuasaan. Kenapa? Karena janji politik disampaikan sekadar untuk memikat hati. Bukan janji dalam bentuk program rasional, berdasarkan kondisi daerah, rakyat, dan kemampuan keuangan.

Malah seringkali, ada kandidat yang menawarkan janji tidak berdasar pada isu strategis dan permasalahan daerah, serta kebutuhan rakyat. Lain gatal lain yang digaruk, begitu ungkapan banyak orang.

Pada akhirnya janji-janji hanya manis di bibir tanpa pernah dilaksanakan. Momi ri bivi, janji bayangi. Rakyat pemilih harus lebih rasional menetapkan pilihannya, jangan terbuai janji manis yang tak mungkin dilaksanakan. Lihat visi, misi, dan program yang ditawarkan. Sekadar pemanis atau rasional dan realistis.

Patut direnungi pernyataan mantan Perdana Menteri Prancis Charles de Gaulle, politisi tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat mempercayainya.***

Pos terkait