Tertipu Sandal Ajaib

Tonakodi

Konon di kampung Abu Nawas,  orang berlomba-lomba menumpuk-numpuk harta dan mengejar jabatan penting dengan menghalalkan segala cara. Hal ini membuat Abu Nawas tidak nyaman. Abu Nawas memutar otak mencari ide yang tepat untuk menyadarkan banyak orang. Setelah berpikir panjang, akhirnya ia menemukan ide cemerlang.

Abu Nawas ke pasar menggelar tikar menjual beragam sandal. “Sandal ajaib, sandal ajaib, sandal ajaib,” kata Abu Nawas di tengah pasar.

Sesaat kemudian muncul seorang pemuda yang melihat-lihat barang dagangannya. “Silahkan Tuan, mau mencari apa?” tanya Abu nawas

“Apakah sandal ajaib bisa merubah hidupku” yang miskin ini ,”tanya pemuda itu.

“Apa maksud Tuan?” tanya Abu Nawas.

“Saya Ini sudah lama hidup miskin dan ingin sekali kaya. Saya ingin membeli barang yang bisa memberikan saya keberuntungan,” kata pemuda itu.

Abu Nawas hanya tersenyum.

Sejurus kemudian pemudaitu membeli sandal Abu Nawas. Mendengar kabar sandal ajaib, orang datang berebutan membeli sandal yang dijual Abu Nawas.

Setelah sekian lama, pemuda dan para pembeli sandal ajaib Abu Nawas tak kunjung beruntung. Tak ada perubahan nasib.

Merasa tertipu, pemuda dan para pembeli mendatangi Abu Nawas untuk protes.  “Ah temyata Tuan, bagaimana kabar Tuan?” tanya Abu Nawas.

“Kabar jelek. Aku selain ditimpa kemalangan gara-gara sandal ini. Padahal dulu engkau mengatakan Kalau sandal ini bisa mendatangkan keberuntungan, mana buktinya?” protes si pembeli.

“Seingat saya, saya tidak pernah mengatakan seperti itu Tuan?” sergah Abu Nawas.

“Saya hanya mengatakan bahwa bila Tuan pada mulanya orang yang tidak punya, maka dengan membeli sandal ini Tuan akan menjadi orang yang punya. Buktinya sekarang Tuan sudah memuliki sandal ajaib ini,” kata Abu Nawas.

Begitu mendengar penuturan Abu Nawas, para pembeli hanya bisa diam. Mereka menyadari telah salah tafsir dan terlalu berharap perubahan.

“Lalu mengapa engkau mengatakan bahwa sandal ini ajaib?” tanya pembeli.

“Karena merek sandal ini ajaib, sandal ajaib,”jawab Abu Nawas.

Tuan, jangan mudah tertipu dengan tampilan, kata-kata menarik dan semua yang meninabobokan. Jangan Tuan menyesal di kemudian hari, karena tampilan dan kata-kata menarik kadang hanya meninabobokan dan menipu kita, nasehat Abu Nawas.

Kisah Abu Nawas sepertinya juga sering terjadi di kampung sebelah. Orang sering salah tafsir dan kecewa karena tampilan dan kata-kata manis. Apalagi tampilan dan kata-kata manis polesan saat kontestasi politik atau untuk menggolkan bisnis tertentu. Hehehehe.***

Pos terkait