DONGGALA, MERCUSUAR – Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) program penanggulangan bencana di tiga kecamatan yang ada di Donggala.
MoU tersebut ditandatangani Ketua MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan dan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Donggala, Rustam Efendi didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Donggala, Dr H Akris Fatah Yunus di aula BPBD Kabupaten Donggala, Senin (15/3/2021).
Program penanggulangan bencana yang saat ini dijalankan MDMC bersama Solidar Suisse sebagai lembaga donor adalah Disaster Risk Resilience in Central Sulawesi (DiRiReCS) atau program Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Program itu menyasar 21 desa di Kecamatan Sirenja, Kecamatan Balaesang dan Kecamatan Balaesang Tanjung.
Selain itu, MDMC juga sedang menjalankan program Micro Entrepreneurship Program (MEP) di tiga kecamatan tersebut.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan mengatakan Muhammadiyah merupakan lembaga dakwah yang menekankan gerakan dakwahnya di seluruh bidang. MDMC sebagai salah satu lembaga di Muhammadiyah mengambil peran dalam gerakan dakwah pada bidang kebencanaan.
“Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah mengartikan dakwah dalam artian yang luas. MDMC yang merupakan bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah, harus mengambil bagian dalam bidang ketangguhan bencana,” jelas Budi.
Ia menambahkan, program-program MDMC salah satunya bertujuan membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, bukan hanya menjalankan respon ketika terjadi bencana di suatu wilayah.
“Masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana Insyaallah mampu meningkatkan kualitas diri dan masyarakatnya. Sehingga, akan meningkatkan pula ketakwaannya kepada Allah SWT. Ini menjadi suatu program dakwah sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Sekkab Donggala, Rustam Efendi mengapresiasi kehadiran MDMC yang sejak bencana 28 September 2018 lalu telah hadir dan berperan dalam pemberdayaan masyarakat dari sisi kebencanaan.
Ia secara khusus mengapresiasi sistem gerakan yang dijalankan oleh Muhammadiyah di segala lini dakwahnya, termasuk yang dilakukan oleh MDMC, yang disebutnya terstruktur dengan baik dan sistematis.
Hal itu, kata dia, menjadi contoh baik di tataran organisasi kemasyarakatan maupun bagi instansi pemerintahan.
Pemkab Donggala, lanjutnya, sangat mendukung program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh MDMC, terutama dari sisi peningkatan pemahaman masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Sangat penting dan perlu kita memiliki pengetahuan tentang potensi kebencanaan di wilayah sekitar kita, karena upaya mitigasi dapat meringankan akibat dari bencana yang terjadi,” kata Sekkab.
Program DiRiReCS yang nantinya akan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) diharapkan berjalan dengan maksimal. Sehingga program tersebut akan dapat dijadikan contoh untuk direplikasi ke daerah-daerah lainnya di Kabupaten Donggala. “Terkait Destana kami masih dalam sebatas konsep. Olehnya, apa yang ditanamkan oleh MDMC melalui programnya di tiga kecamatan tersebut, akan dijadikan contoh untuk direplikasi ke daerah-daaerah lain,” tandas Sekkab. IEA