Dialog Antarumat Beragama Bukan Untuk Berdebat

DIALOG-2c52e141
FOTO: Suasana Dialog Antartokoh Agama di yang diselenggarakan di Forum Kebangsaan dan Penyuluh Agama Kecamatan Dampelas, Donggala, Sabtu (15/1/2022). FOTO: KEMENAG

DONGGALA, MERCUSUAR – Keberagaman dan kebhinnekaan merupakan perekat tali persaudaraan dan persatuan bagi seluruh masyarakat Indonesia, sebagaimana yang telah tertuang dalam Pancasila dan Pembukan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Hal itu disampaikan Asisten III Setdaprov Sulteng, H. Mulyono, pada kegiatan Dialog Antartokoh Agama Donggala, yang diselenggarakan Forum Kebangsaan bekerja sama dengan Penyuluh Agama Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Sabtu (15/1/2022).

Kegiatan tersebut yang digelar di Balai Desa Karya Mukti, Dampelas tersebut, melibatkan tokoh-tokoh lintas agama, yakni dari agama Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katolik, dan Buddha.

Menurut Mulyono, para penganut agama bisa saling memahami dan menghormati ajaran dan keyakinan agama lain, dialog antaragama dilakukan untuk mewujudkan pemahaman untuk saling menghormati dan menciptakan perdamaian.

“Dialog antarumat beragama bukanlah hal untuk mengubah agama lain menjadi agama kita. Juga bukan tempat untuk berdebat, menyerang, menyanggah agama yang lain. Karena setiap kelompok agama meyakini keyakinannya masing-masing, sekaligus menghormati hak-hak agama lain untuk mempraktikkan keyakinannya secara bebas,” tutur Mulyono.

Ia melanjutkan, pemeluk agama dianjurkan untuk menggunakan kata-kata yang baik dalam menyebarkan ajaran agamanya. Selain itu, pemeluk agama tidak dianjurkan untuk menggunakan kata-kata kasar, apalagi menghina kepercayaan agama lain.
Sementara itu, Camat Dampelas, Arwin, menyampaikan kerukunan antarumat beragama di wilayah Kecamatan Dampelas terjalin dengan sangat baik.

“Untuk memberikan pencerahan keagamaan kepada masyarakat, kami melibatkan penyuluh agama, baik Islam, Hindu maupun Kristen, untuk memberikan penerangan keagamaan kepada setiap umatnya,” ujar Arwin. */IEA

Pos terkait