PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng mencatat selama Maret 2018, Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,08 persen yang dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,88 persen).
Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok sandang (1,60 persen), kelompok kesehatan (1,00 persen), pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,40 persen), transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,35 persen). Berikutnya makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,23 persen) serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,15 persen).
Kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar yang didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi Moh Wahyu Yulianto melalui rilisnya, Senin (2/4/2018) mengungkapkan dalam tiga tahun terakhir, Kota Palu tercatat mengalami perbedaan arah angka inflasi di bulan Maret. Kota Palu pada periode Maret 2018 mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2017 dan 2016 mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,38 persen.
Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 57 kota mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 2,10 persen dan inflasi terendah di Kota Sumenep sebesar 0,01 persen. “Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,08 persen, menempati urutan ke-9 deflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan urutan ke-20 secara nasional,” pungkasnya. HAI