Hipmi Sulteng Sampaikan Ini ke Presiden

PALU, MERCUSUAR – Jalan tembus (by pass) lingkar luar Palu-Parigi dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu adalah dua hal yang disampaikan Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusahan Muda Indonesia (Hipmi) Sulteng, Ishak Basir saat diundang Presiden RI Joko Widodo  ke Istana Merdeka, Jakarta, baru-baru ini.  Ia meminta pemerintah pusat memberi perhatian serius  terhadap kedua program tersebut.

Demikian keterangan pers BPD Hipmi Sulteng yang diterima Mercusuar, malam tadi.  Dikatakan, percepatan pembangunan infrastruktur jalan tembus Palu-Parigi  dibutuhkan untuk meningkatkan aksesibilitas demi pemerataan pembangunan di Sulteng. Bahkan, jalan ini juga bukan sekadar membuka jalur perhubungan darat, tetapi akan membuka jalur perdagangan antara Indonesia timur dan Indonesia barat.  Informasi diimpun, jalan tersebut bakal memperpendek jarak dari sebelumnya 100 kilometer (km) yang melewati pegunungan menjadi hanya 33 km.

Demikian halnya KEK Palu sebagai antisipasi pertumbuhan sektor industri pengolahan di ibukota Sulteng ini. Keberadaan KEK akan ikut menumbuhkan sentra-sentra industri kecil menengah (IKM) di Kota Palu dan sekitarnya, sehingga IKM dapat memanfaatkan peluang dari pembangunan infrastruktur dan pengembangan KEK di Palu.

Pertemuan dengan Presiden itu juga dimanfaatkan Hipmi untuk menyampaikan kendala-kendala yang mereka hadapi di lapangan, terutama di daerah. Hipmi ingin lebih banyak berpartisipasi dalam pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah.

Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah siap mendorong para pelaku usaha, khususnya pengusaha muda, untuk terus tumbuh dan berkembang dalam memajukan perekonomian nasional bersama Hipmi. Termasuk dilibatkannya pengusaha lokal dalam proyek infrastruktur di daerah.

Presiden yang didampingi Menteri Koordinator bidang Ekonomi Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dalam pertemuan tersebut memaparkan, Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha. Dikatakan  saat ini persentase pengusaha di Indonesia baru menginjak 3,01 persen dari jumlah penduduk.  Angka ini sangat jauh bila dibandingkan jumlah pengusaha di negara maju lain yang sudah menginjak angka 14 persen./*

 

 

 

 

 

Pos terkait