JAKARTA, MERCUSUAR – Konservatisme atau kejumudan beragama, perlu diimbangi dengan paham Islam yang mencerahkan dan bercorak progresif. Hal itulah yang dilakukan Muhamad Bukhari Muslim, dalam buku terbarunya Memenangkan Islam Progresif.
Kader Muhammadiyah Sulawesi Tengah yang kini menetap di Jakarta itu menceritakan, buku ini merupakan karya keduanya. Seperti buku sebelumnya, tema-tema di buku ini fokus pada masalah sosial-keagamaan dengan angle yang lebih khusus.
“Ya. Ini buku kedua saya. Sejak 2020, saya konsisten menulis tema-tema keislaman. Alasan pertama, saya memang konsen di bidang ini. Kedua, tema ini adalah tema yang penting dan tak pernah habis dibahas di Indonesia. Ketiga, umat perlu mendapatkan perimbangan narasi,” ujarnya.
Terkait alasan diterbitkannya buku ini, alumnus Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan, buku keduanya ini lahir dari kegelisahannya melihat narasi-narasi keagamaan yang berkembang di media sosial, yang dinilainya terlalu keras dan kurang ramah pada keberagaman.
“Saya melihat narasi-narasi yang berkembang di media social, cukup didominasi oleh kelompok-kelompok Islam kanan yang mengusung Islam yang jumud, tertutup pada kemajuan dan cenderung anti kebinekaan. Atas alasan itulah buku ini hadir, yakni untuk mengimbangi,” jelasnya.
Buku ini, tambah Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Ciputat itu, setidaknya memiliki tiga fokus. Pertama, mendiskusikan dan mengeritik narasi-narasi keagamaan yang ekslusif di media sosial. Kedua, menawarkan pemahaman yang lebih segar dan mencerahkan. Ketiga, belajar tentang Islam progresif dari tokoh-tokoh Islam Indonesia dan dunia.
“Fokus buku ini paling ada tiga. Mengeritik, menawarkan alternatif, dan menyajikan teladan. Jadi, ia tidak hanya memberikan kritik, tapi juga memberikan solusi alternatif atas masalah atau kebuntuan yang sedang mendera umat Islam,” jelasnya.
Terakhir, ia juga tak lupa menyampaikan harapan seiring dengan terbitnya buku ini.
“Semoga buku ini memberikan manfaat, khususnya dalam hal pencerahan umat. Selain itu, dengan terbitnya buku ini, saya berharap agar anak-anak muda Sulteng lainnya ikut terpacu untuk menulis dan menerbitkan buku,” harapnya.
Buku ini mendapat sambutan dan apresiasi dari beberapa tokoh dan akademisi nasional, di antaranya Prof. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015), Prof. KH. Zainal Abidin (Ketua FKUB Sulteng dan Rais Syuriah PBNU), Abd. Rohim Ghazali (Direktur Eksekutif Maarif Institute), Fachrurozi Majid (Direktur Eksekutif Nurhcolish Madjid Society) dan Profesor Delmus Puneri Salim (Guru Besar IAIN Manado). */JEF