LOLU SELATA, MERCUSUAR – Rombongan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulteng Komisi IV mengunjungi sejumlah sekolah tingkat SMA sederajat di Kota Palu untuk memantau langsung pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Ada beberapa sekolah di Kota Palu yang dikunjungi seperti SMAN 1 Palu, SMKN 1 Palu serta SMKN 3 Palu. Kunjungan tersebut dalam rangka menindaklanjuti berbagai laporan dari masyarakat tentang sulitnya PPDB menggunakan jalur zonasi, sebab banyak masyarakat yang rumahnya masuk zonasi tetapi tidak lolos di sekolah.
DPRD SUlteng Komisi IV Fraksi Gerindra, Alimudin Paada mengatakan kunjungan ini untuk melihat langsung kenyataan tentang proses PPDB di sekolah yang selama ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
“Setelah kami mengunjungi sejumlah sekolah kami baru mengerti bahwa memang realita yang ada seperti itu. Sekolah negeri memang tidak bisa menampung seluruh siswa yang masuk zonasi karena keterbatasan ruang kelas. Apalagi mereka juga sudah melaksanakan PPDB sesuai dengan aturan pemerintah. Makanya kami tidak menemukan masalah PPDB selama kunjungan ke sekolah,” katanya, Selasa (30/6/2020).
Ia menambahkan sebenarnya seluruh siswa yang lulus itu bisa tertampung di seluruh sekolah di Kota Palu. Asalkan mereka mau masuk di sejumlah sekolah swasta di Kota Palu, hanya saja kenyataannya sekarang masyarakat lebih banyak berminat di sekolah negeri, makanya mereka banyak mengeluhkan tentang sistem zonasi itu.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa tentang PPDB ini karena walaupun sekolah menggunakan jalur apapun pasti akan banyak siswa yang tidak bisa diterima di sekolah negeri. Sebab sekolah negeri di Kota Palu sangat terbatas sementara peminatnya sangat banyak,”terangnya.
Ia membarikan contoh SMAN 1 Palu jumlah pendaftarnya mencapai 1400 siswa, yang masuk zonasi mencapai 700 siswa. Sementara yang mereka terima hanya 300 itupun sudah dibagi dari Zonasi 50 Persen, Prestasi 15 Persen, Aklamasi (Tidak Mampu) 30 Persen, Ikut Orangtua 5 Persen. Makanya mereka sangat sulit untuk bisa menampung seluruh siswa yang masuk zonasi.
“Selain masalah Zonasi kami juga ingin melihat langsung penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di sekolah. Seluruh sekolah yang kami kunjungi ternyata sudah memaksimalkan protokol kesehatan secara maksimal,” tutupnya. UTM