Oskar Tidak Berkomentar, Tamsil Kirim ‘Jempol’

PALU, MERCUSUAR – Pimpinan pengurus Dewan Pimpinan Sulteng (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulteng, Oskar Paudi, tidak ingin berkomentar atas polemik di struktur pengurus PAN Palu, setelah lima DPC mantap akan menarik dukungan KTA di Palu dan menyatakan mengundurkan diri.

Oskar yang dihubungi media ini, Rabu (27/6/2018), menuturkan bahwa tidak ada yang perlu ia tanggapi terkait kritik yang dialamatkan kepada dirinya. Menurutnya, kejadian ini adalah isu lama yang kembali diangkat ke permukaan. “Wss…5 bulan lalu jg sdh seperti itu, jadi tidak ada yg perlu sy komentari pak,” tulis Oskar Paudi, melalui pesan WhatsApp (WA), Rabu.

Soal kekecewaan sejumlah DPC yang tidak terakomodir dalam komposisi Caleg, hingga protes terhadap keputusan Mahkamah Partai atas perintah pergantian waktu (PAW) kepada Ratna Agan yang tidak dilaksanakan, menurut Oskar itu bukan ranahnya. “Itu kewenangan DPD kota Palu yg dipimpin tamsil, klu paw ratna urusan DPP dan yg berkoar2 itu sebenarx sangat paham dan itu sdh basi,” balasnya via WA.

Wartawan kemudian menanyakan hal serupa kepada Ketua DPD PAN Palu, Tamsil Ismail, untuk mendapat jawaban terkait sikap PAN, atas mundurnya lima DPC tersebut. Namun sayang, Tamsil hanya merespon pesan Short Message Service (SMS) dengan mengirimkan simbol emotikon jempol.

Dijadwalkan, lima DPC PAN Palu bersama gerbongnya akan melakukan aksi tarik KTA di KPU Palu pada Jumat (29/6/2019). Hal itu disampaikan Ketua DPC Kecamatan Ulujadi, Suryadi.

“Ada ribuan KTA yang akan kami tarik. Ini bukti bahwa gerbong di tingkat bawah tidak lagi mendukung PAN di Pemilu nanti. Dan memang kader tidak akan bekerja lagi untuk memenangkan PAN,” tegas, Suryadi, bersama Ketua DPC Palu Utara, Irna Ponulele, Sekretaris DPC Palu Utara, Arifin, dan Ketua DPC Tatanga, Anto, Senin (25/6/2018).

Ia menuturkan, pengurus DPD PAN Palu saat ini, tidak lagi melihat kepentingan partai dan hanya menyelamatkan diri sendiri dan segelintir oknum. Hal itu kata dia, terlihat pada penetapan bakal calon legislatif, dimana nama-nama yang ditetapkan justru lebih memprioritaskan ‘orang-orang’ baru. Mirisnya, pengurus sekarang tidak mampu melantik ratusan kader ranting kelurahan yang sudah dibentuk.

Dikatakan, kader PAN Palu juga kecewa karena Plt Ketua Tamsil, tidak bisa menjalankan keputusan Pergantian Antar Waktu (PAW) kepada Ratna Mayasari Agan, yang telah diputuskan oleh Mahkamah Partai. “Mahmakah partai sudah jelas memerintahkan untuk melakukan proses PAW kepada Ratna Agan, tapi tidak dijalankan oleh Plt Ketua. Padahal hak kursi tersebut seharusnya milik kader murni PAN, Wahyudin,” ujar Suryadi, seraya mengaku akan mempublikasi surat PAW tersebut kepada masyarakat.

Selain itu, lanjut Suryadi, berbagai keputusan yang dinilai diluar prosedur hingga janji-janji kampanye yang belum ditepati, menjadi akumulasi hingga mayoritas kader mundur. “Kami capek ditanya-tanya sama masyarakat, mana janji ini dan itu. Sementara mereka yang sudah menjabat malah acuh tak acuh,” tandasnya. FIT

Pos terkait