Panahan Bukan Semata Milik Kaum Muslim

PESERTA KEJUARAAN PANAHAN - Kejuaraan Archery Championship 2018 didominasi peserta atlet yang memakai kopiah. FOTO: ISSRIN ASSAGAF/MS

PALU, MERCUSUAR – Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Sulawesi Tengah yang telah dibentuk  satu setengah tahun lalu, telah menggelar tiga kejuaraan, termasuk yang saat ini sedang  berlangsung, Gubernur Cup Archery Championship 2018.

Setelah kepengurusan berjalan sekira 19 bulan, saat ini olahraga memanah mulai digemari di Kota Palu dan telah terbentuk tiga  pengurus kabupaten, yakni  Banggai, Touna dan Parmout. Sedangkan Kota Palu dan Kabupaten Poso diberikan mandat untuk mengatur organisasi Perpani di daerah.

Dalam Archery Championship 2018 yang digelar di halaman Masjid  Agung Darussalam Palu, tak hanya komunitas yang berpartisipasi, namun hadir pula  individu-individu, baik laki-laki dan perempuan termasuk anak-anak dari golongan pelajar yang  mulai menggeluti olah raga ini.

Dari sekira 60-an peserta, kejuaraan  yang akan berakhir pada Minggu (1/7/2018) petang hari ini, tak sedikit atlet yang menggunakan kopiah bagi laki-laki dan memakai busana muslim bagi wanita. Tak sedikit pula muslimah bercadar yang berpartisipasi. Sehingga ada yang berasumsi  bahwa olahraga Panahan milik kaum muslim.

Sekaitan hal tersebut, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi  Perpani Sulteng, Gunawan kepada Mercusuar mengatakan memasyarakatkan olahraga  Panahan menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Dia mengakui bahwa saat ini komunitas maupun klub-klub Panahan  yang ada di Kota Palu dan sekitanya didominasi kaum muslim.

“Memang untuk tahun ini klub-klub ataupun komunitas  olahraga panahan di Kota Palu khususnya banyak yang muslim, sekitar 90 persen ,  padahal esensi dari Perpani  ini adalah bagaimana menghadirkan semua kalangan dan semua agama agar berpartisipasi. Sehingga kedepannya ini kami berharap Perpani akan lebih meningkatkan intensitas sosialisasi, baik di kalangan pelajar, maupun masyarakat secara umum. Untuk di kalangan pelajar bagaimana caranya menggaet baik muslim maupun pelajar non muslim yang mempunyai hak yang sama untuk menjadi atlet panahan di Sulawesi Tengah,” terang Gunawan di arena lomba, Sabtu (30/6/2018).

“Panahan itu kan olahraga sunnah ya, dicontohkan Nabi Muhammad. Jadi, ini kan selain olahraga juga bisa tambah pahala,” kata  salah satu peserta wanita yang meminta tak mau disebutkan namanya.

Menghadirkan penganut agama lain dalam sebuah kejuaraan dinilai sebuah alat sosialisasi yang mudah agar panahan bisa lebih menembus kalangan mana saja. CLG

Pos terkait