PALU, MERCUSUAR – Petugas Operasi dan Pemeliharaan (OP) jaringan irigasi dan rawa merupakan ujung tombak dalam mendukung program kehatanan dan kedaulatan pangan nasional.
“Petugas OP sangat mendukung kerja-kerja lapangan dalam mendukung program ketahanan dan dan kedaulatan pangan,” kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola saat membuka pemilihan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa teladan tingkat Provinsi Sulteng di Swiss Belhotel, Selasa (17/4/2018).
Dijelaskannya, Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Sulteng telah membangun infrastruktur jaringan irigasi dan rawa sekira 484 hektare. Untuk daerah irigasi permukaan dengan luas potensial kurang lebih 162.438 hektare, serta dua daerah irigasi rawa lebak dengan luas potensial kurang lebih 11.500 hektare. “Pembangunan ini memakan biaya yang tidak sedikit,” kata Gubernur.
Olehnya, dengan dibangunnya infrastruktur itu petugas OP jaringan irigasi dan rawa harus berada diposisi terdepan sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kebutuhan air irigasi, khususnya kepada para petani. “Peningkatan produktifitas padi jadi perhatian penting dalam mendukung program ketahanan dan kedaulatan pangan nasional lewat penyediaan surplus beras,” tandas Gubernur.
Dia meminta kepada Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulteng untuk terus meningkatkan layanan kinerja yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya air, khususnya irigasi dan rawa guna menjamin akses layanan publik yang lebih luas. “Tidak hanya itu, juga kepada pemerintah kabupaten dan kota wajib melakukan pengelolaan irigasi dan rawa,” pintanya.
Gubernur mengimbau pemerintah kabupaten untuk memelihara irigasi dan rawa yang berada di wilayah yang menjadi kewenagannya, hingga dapat memberikan pelayanan kebutuhan air terhadap masyarakat khususnya para petani. BOB