PALU, MERCUSUAR – Sampah menjadi masalah krusial di Kota Palu hingga kini. Wali Kota Palu, Hidayat, bahkan mengaku pusing tujuh keliling mengurusi sampah sejak dia dilantik.
Mirisnya, Walikota menuturkan jika penyebab sampah di Palu adalah perempuan. Menurutnya, sampah rumahan paling banyak mengotori kota ini. Itu semua katanya, kebanyakan diproduksi oleh ibu-ibu rumah tangga. “Yang bikin kotor Kota Palu itu, mohon maaf, adalah perempuan. Sampah-sampah dapur itu tidak berhenti. Pokoknya ada sampah buang, ada sampah buang. Makanya tidak akan bersih Palu ini,” ujar Hidayat, saat memberikan sambutan pada Halal Bihalal yang digelar pengurus Ikasmada Palu, Minggu (1/7/8).
Selama menjabat sebagai Walikota, Hidayat mengaku sudah lima kali mengganti Kepala Dinas Kebersihan, tapi tidak terlihat perubahan dalam penanganan sampah. “Dan ternyata bukan faktor kepala dinasnya, tapi karena masyarakat kita. Warga kita belum sadar dengan kebersihan lingkungannya,” kata Hidayat.
Menurut Hidayat, segudang upaya telah dilakukan pemerintah demi membuat Kota Palu bersih, seperti imbauan di rumah-rumah ibadah hingga sosialisasi langsung pemerintah kelurahan ke warganya. Bahkan, kebijakan tegas telah dilakukan dengan menetapkan jadwal pembuangan sampah pada pukul 18.00 hingga 06.00 Wita. “Diluar jam itu jangan buang, karena armada kita hanya sekali mengangkut sampat. Jadi kalau belum jadwal buang sampah, simpan dulu di dapur,” pesannya.
Hidayat mengaku sejak zaman Gubernur Aziz Lamadjido, Palu sudah bermasalah dengan sampah. “Bahkan Palu dari dulu saya sudah dengar dengan Bahasa Jepang, naruto, natagara, natantoru, itu semua sudah,” tutur Walikota dengan nada bercanda.
Pada kesempatan itu, Hidayat mengajak semua pengurus di Ikasmada menjadi pionir dan pelopor kampanye kebersihan di kota ini. “Setidaknya bisa dimulai dari lingkungan kita sendiri untuk mewujudkan Palu yang bersih,” tandasnya. FIT