BUNGKU, MERCUSUAR – Beberapa tahun lalu, media ini sempat menyorot tentang kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Morowali, yang terletak di Kelurahan Matano, Kecamatan Bungku Tengah. Di masa Kepala PLN Rayon Bungku masih dijabat oleh Zaykal Arrani Erifur, listrik di TPI bahkan sempat diputus, akibat pengelolaannya yang kurang efektif.
Sejumlah fasilitas atau perlengkapannya kala itu juga sempat dikabarkan hilang entah kemana. Hingga saat ini, TPI tersebut belum termanfaatkan dengan baik karena terkendala beberapa hal.
Terkait masalah itu, mantan Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid yang pada masa pemerintahannya di bangun TPI, kepada media ini, Minggu (8/1/2022) angkat bicara.
Anwar mengatakan, perencanaan pembangunan TPI sudah sangat komprehensif, melalui Dinas Pekerjaan Umum. Namun karena anggaran belum mencukupi, sehingga dermaga atau tambatan perahu belum bisa dibangun pada saat itu.
“Begitu selesai dibangun waktu fungsional, terkendala hanya karena pendangkalan di mulut TPI, sehingga tidak bisa lagi perahu masuk di muara,” katanya.
Terkait pemilihan lokasi pembangunan TPI, Anwar Hafid menjelaskan, saat survey lokasi oleh tim Bank Dunia, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali saat itu menawarkan banyak lokasi, namun dari tim Bank Dunia menunjuk lokasi Kelurahan Matano, dengan pertimbangan karena terintegrasi dengan Pasar Sentral Bungku.
“Ada beberapa lokasi yang pemda tawarkan saat itu kepada tim survey Bank Dunia, tapi karena melihat lokasi Pasar Sentral Bungku maka mereka memilih Kelurahan Matano sebagai titik pembangunannya,” jelas Anwar Hafid.
Ia berharap agar kiranya pemda memikirkan kelanjutan pembangunan sarana dan prasarana penunjang, sehingga TPI itu bisa lebih fungsional dan bermanfaat buat masyarakat, dan ada PAD buat Pemkab Morowali.
“Semoga bisa dilanjutkan yang masih kurang dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat, begitu pula dengan PAD,” tandasnya. BBG