MOROWALI UTARA, MERCUSUAR – Pemadaman listrik yang terjadi di Kabupaten Morowali Utara (Morut) terus menjadi keluhan masyarakat, karena memengaruhi aktivitas dan perekonomian. Diperlukan kolaborasi dari semua pihak untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Morut, Jeffisa Putra Amrullah, kepada media ini, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, masalah listrik di Morut dapat teratasi jika semua pihak bersedia berperan serta dengan ikut berkolaborasi.
“Investasi di Morut cukup besar, sehingga mengapa tidak melibatkan pihak investor untuk memenuhi kebutuhan listrik,” kata Jeffisa.
Mantan anggota DPRD ini mengungkapkan, bahwa pihak investor seperti perusahaan-perusahaan besar di Morut, yang notabene memiliki sumber listrik sendiri, dapat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan PLN agar kebutuhan listrik dapat terpenuhi.
“Sebelumnya kami telah berdiskusi mengenai hal ini dengan pihak investor, dan responsnya cukup baik, tinggal bagaimana merealisasikannya,” ujar Jeffisa yang telah menyatakan kesiapan menjadi calon Bupati Morut.
Jeffisa menegaskan, seluruh pihak perlu melihat berapa surplus listrik di Morut, dan berapa harga per KWh listrik yang harus dibayar PLN kepada pihak investor yang memiliki sumber listrik. Misalnya, pihak investor menjual listriknya seharga Rp700 per KWh, namun PLN hanya bisa membeli dengan harga Rp500 per KWh, maka Pemda harus mencari jalan tengah, di mana kekurangan sebesar Rp200 ditutupi melalui program CSR perusahaan.
“Jika investor menjual listriknya seharga Rp700 per KWh, berarti PLN akan membayar Rp500 dan sisanya Rp200 ditutupi melalui program CSR. Saya rasa ini sudah cukup baik, tinggal bagaimana Pemda, PLN, dan investor dapat bekerja sama,” ujarnya.
Jeffisa menambahkan, bahwa jika semua pihak bersedia berkolaborasi untuk mengatasi masalah listrik di Morut yang belum terselesaikan, maka masalah tersebut dapat diatasi. Selama ini, menurutnya, hanya terfokus pada pertanyaan kepada BUMN, dalam hal ini PLN, namun tidak memerhatikan peluang kolaborasi yang dapat dikembangkan, padahal investasi di Morut cukup besar.
Menurutnya, dari masa kepemimpinan sebelumnya, masalah yang sama terkait kelistrikan selalu mendapat solusi yang sama, yaitu meminta bantuan kepada PLN, sehingga tidak pernah ada realisasi dari solusi tersebut.
“Dari masa pemerintahan sebelumnya hingga saat ini, masalahnya selalu sama, dan solusi yang diambil juga sama, maka tidak akan ada realisasi dari solusi tersebut. Mengapa kita tidak mencoba mencari solusi lain, melalui kolaborasi dengan pihak ketiga, yaitu investor,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, negara memiliki begitu banyak potensi sumber daya alam, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik terbarukan.
“Kita memiliki banyak potensi, tinggal apakah pemerintah bersedia mengelolanya atau tidak terkait energi terbarukan ini, dan apakah ada investor yang mau berinvestasi terkait energi terbarukan. Intinya, bagaimana kita dapat menjelaskan sehingga para investor bersedia masuk ke daerah untuk mengelola sumber energi tersebut,” pungkas Jeffisa. TIN