PALU, MERCUSUAR – Tim peneliti dari Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Penerapan Back To Nature Penopang Smart BUMDesa Rumput Laut Sebagai Upaya Hirilisasi Pada Masyarakat yang terpinggirkan”. Kegiatan yang didukung Program Dana Padanan (Matching Fund) Tahun 2024 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) ini, merupakan implementasi dari sebagian penelitian yang dilakukan periset dan tim.
Setiap penelitian yang periset lakukan, selalu disertai dengan aplikasi hasil penelitian dengan masyarakat setempat. Adapun ruang lingkup penelitian berada dalam lingkup terbatas yaitu sekitar 30-40 masyarakat pembudidaya rumput laut di 3 kecamatan / 8 desa pada Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.
Tim ini terdiri dari Dr. Ir. Zakirah Raihani Ya’la, M.Si, IPM selaku ketua tim, serta Dr. Ir. Dwi Sulistiawati, MP, Prof. Dr. Nasmia, S.Pi., MP, Dr. Ir. Eka Rosyida M.App.Sc, serta Dr. A. Heriyanti Rukka, M.Si sebagai anggota tim. Kegiatan ini menjadikan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai mitra utama.
Dr. Zakirah menjelaskan, rumput laut yang dihasilkan masyarakat pesisir, merupakan produk akhir pada level budidaya rumput laut di Sulteng, khususnya di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara. Para petani rumput laut di dua wilayah ini belum memiliki pengetahuan tentang pengolahan rumput laut menjadi pellet. Rumput laut kawat dan pupuk yang kesemuanya berbahan dasar rumput laut. Pada program kedaireka ini, perekayasa ingin mengaplikasikan sebagian besar hasil penelitian kepada masyarakat.
Kegiatan ini mengaplikasikan tiga inovasi. Pertama, pendidikan lapang metode budidaya rumput laut Kappaphycus Alvarezii di tambak yang menghasilkan produk rumput laut, yang dilakukan pada pembudidaya tambak di Desa Bungitimbe, Towara dan Porandaa di Kabupaten Morowali Utara.
Kedua, metode budidaya udang windu, rumput laut, dan ikan bandeng yang tahan pada lingkungan tercemar limbah tambang, yang menghasilkan produk udang windu, rumput laut, dan ikan bandeng, yang dilakukan pada kelompok pembudidaya tambak di Kecamatan Witaponda dan Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali.
Ketiga, pendidikan lapang peternakan unggas yang memanfaatkan rumput laut sebagai pakan, yang menghasilkan unggas (ayam), yang dilakukan pada kelompok peternak unggas di Kabupaten Morowali Utara dan Morowali.
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan didahului dengan pembentukan Smart Bumdes. Setelahnya, pendampingan pelatihan pembuatan rumput laut kering pada 8 desa kajian, pendampingan pelatihan pembuatan pupuk cair dari rumput laut pada 8 desa kajian, serta pendampingan pelatihan pembuatan pellet dari limbah rumput laut pada 8 desa kajian.
Kemudian, workshop materi pendidikan lapang budidaya rumput laut di tambak, workshop materi pendidikan budidaya udang windu, ikan bandeng, rumput laut.
Aspek kebermanfaatan dari kegiatan ini, yakni peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang pendidikan dan keterampilan, meningkatnya kualitas dan produktivitas hasil perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan, serta peningkatan pengelolaan perikanan dan kelautan dengan teknologi sederhana yang mampu meningkatkan produktivitas.
Kemudian, rumput laut yang dihasilkan setelah pasca panen bisa menghasilkan nilai tambah, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat. Lalu, adanya BUMDes yang bisa menampung produk-produk olahan dari rumput laut yang mereka hasilkan. Peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut di lain pihak masyarakat kurang memahami bagaimana mengolah bahan baku rumput laut menjadi bahan jadi misalnya pellet (makanan ikan), pupuk cair dan rumput laut kering kawat. */JEF