BESUSU BARAT, MERCUSUAR – SDN 26 Palu hingga saat ini belum mendapatkan bantuan pembangunan gedung baru. Padahal hingga kini beberapa kelas mereka masih menggunakan hunian sementara (huntara), yang sudah banyak mengalami kerusakan.
Mereka tidak hanya membutuhkan gedung baru, tetapi mereka juga hingga kini masih kekurangan mobiler, mulai dari kursi hingga meja, yang akan digunakan para murid dalam mengikuti akitifitas pembelajaran di sekolah.
Wakil Kepala Sekolah SDN 26, Arni Manay mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, dalam hal pembangunan gedung dan mobiler.
”Paska gempa sudah 6 tahun berlalu, sekolah ini belum kunjung mendapat bantuan, padahal sudah beberapa kali menghadap dan berkomunikasi ke Disdikbud,″ ujarnya, Selasa (30/7/2024).
Ia mengatakan, sebenarnya bantuan ini bukan untuk kepentingan pribadi, tapi demi generasi penerus bangsa. Saat ini, ruang kelas 3, 4 dan 5 tidak layak lagi, bahkan mobiler seperti kursi sudah banyak yang rusak. Kebanyakan murid terpaksa harus mengikuti pembelajaran dengan melantai beralaskan tikar.
“Apa boleh buat, dari pada proses belajar mengajar tidak jalan. Dulunya masih minta bantuan sama orang tua murid untuk beli kursi plastik, tapi karena dilarang memungut bantuan dari orang tua, maka kursi yang sudah rusak pun tetap digunakan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SDN 26, Mariam mengatakan, pihaknya tidak tahu mau menyampaikan apa lagi terkait kondisi sekolah ini. Pihaknya hanya bisa menunjukkan gedung dan ruangan yang jika hari sedang hujan, airnya pun masuk dalam kelas. WC pun tidak ada, sehingga murid yang kebetulan kebelet terpaksa harus ijin pulang ke rumahnya masing-masing atau ke rumah warga terdekat.
”Sangat riskan memang, sudah berapa kali penamatan. Di mana-mana kantor – kantor pemerintahan sudah rehab semua. Padahal sekolah merupakan pilar penting dalam pembangunan namun selalu ditunda – tunda bantuannya,” jelasnya. UTM