SIGI, MERCUSUAR – Ketua Komisi-III DPRD Sulteng Sonny Tandra bersama Ketua Komisi IV, Alimuddin Pa’ada, hadiri pencanangan bersama percepatan penurunan stunting di Sulteng, Sabtu 20 Agustus 2022. Lokasi pencanangan masing-masing di Lapangan Bola Desa Pakuli dan Desa Waturalele Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Keduanya mewakili Ketua DPRD Sulteng Hj Nilam Sari Lawira.
Pencanangan yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Sulteng, dibuka langsung Gubernur H Rusdy Mastura, Wakil Bupati Sigi Dr.Samuel Yansen, Kepala OPD/Instansi Sulteng,
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton, Ketua dan Pengurus Tim Penggerak PKK, Karang Taruna, Organisasi atau Lembaga Swadaya Kemasyarakatan Kabupaten Sigi, Camat Gumbasa, Kepala Desa Pakuli, Kepala Desa Waturalele, dan para tamu undangan lainnya.
Gubernur mengapresiasi kepada dinas terkait atas pencanangan komitmen bersama percepatan penurunan angka stunting Silteng ini.
Berdasarkan hasil survei status gizi indonesia di tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting Sulteng sebesar 29,7persen, dan sudah melampaui diatas angka nasional yaitu 24,4perse.
Namun jika dibandingkan ditahun 2019 angka stunting di Sulteng telah mencapai 31,26perse. Artinya tahun 2021 angka stunting di Sulteng telah mengalami penurunan meski masih melampaui angka nasional.
Gubernur mengatakan, bahwa target dalam RPJMD menargetkan hingga 2026 mendatang Pemprov Sulteng akan bekerja semaksimal mungkin untuk menurunkan prevalensi angka stunting sebesar 21,7persen dalam 4 tahun kedepan.
Khususnya prevalensi angka stunting di Kabupaten Sigi yang angkanya mencapai 40,7persen.
Karena itu Gubernur meminta seluruh pihak terkait, para OPD/Instansi, para stakeholder, dan seluruh lapisan masyarakat agar dapat bekerjasama dengan baik dan mendorong prevalensi penurunan angka stunting.
Persoalan stunting jelas Gubernur tidak bisa dipandang sepele dan ini merupakan suatu permasalahan yang harus dihadapi bersama sehingga permasalahan stunting di indonesia khususnya di provinsi sulteng benar-benar dapat teratasi dengan baik sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, berdaya saing, serta mewujudkan sulteng yang lebih maju dan sejahtera.
Ketua Komisi-III dan Ketua Komisi-IV DPRD Sulteng ikut mengapresiasi Dinas P2KB Sulteng atas pencanangan tersebut.
Kegiatan itu menurut Alimuddin Pa’ada dan Sonny Tandra sangatlah bermanfaat bagi masyarakat awam. Karena persoalan stunting tidak semua dimengerti masyarakat.
Utamanya menyangkut gejala atau ciri-ciri anak yang terkena stunting, dan bagaiman cara mengatasinya.
Karena itu keduanya mendukung dan mengapresiasi kegiatan pencanangan komitmen ini dalam rangka penurunan angka stunting di wilayah Sulteng khususnya di wilayah Kabupaten Sigi.
Alimudin Pa’ada, juga menyampaikan bahwa anak yang terkena stunting memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya, dan stunting memiliki korelasi antara sumber perekonomian masyarakat.
Karena adanya kesulitan untuk mendapatkan sumber makanan yang bergizi dan lain sebagainya. Namun tidak semua masyarakat yang memiliki perekonomian dibawah rata-rata beresiko terkena stunting pada anak-anaknya.
Bisa juga kata Alimuddin terjadi pada kelompok masyarakat menengah keatas. Maka dari itu kunci pencegahan dan penanganan stunting pada anak adalah pada 1000 hari pertama kehidupan, sehingga perlu adanya pemberitahuan, sosialisasi, dan pendampingan kepada ibu hamil, atau calon pengantin, dan kepada para remaja terkait persoalan stunting, sehingga persoalan stunting betul-betul dapat teratasi.
Kepala Dinas P2KB Provinsi Sulteng menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Daerah sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (PPS) yang mana di ketuai oleh BKKBN Perwakilan Provinsi Sulteng, senadah dengan itu kepala dinas P2KB provinsi sulteng mengajak seluruh lapisan masyarakat dengan mengkampanyekan ‘Ayo Cegah Stunting, Stop Stunting, Berencana itu Keren’.*/TIN