SIGI, MERCUSUAR – Peringatan hari Kartini ke 139 dapat mendorong terciptanya emansipasi wanita atau kesetaraan kaum perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Demikian dikatakan Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta saat peringatan Hari Kartini ke 139 yang diselenggarakan di aula kantor Bupati Sigi, Selasa (24/4/2018).
Dikatakannya, emansipasi wanita yang telah diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini agar perempuan mendapat akses diruang publik. Hal tersebut yang dimaksud keseteraan gender di Indonesia dan cita-cita dari emansipasi wanita yang dirangkum dalam kumpulan puisi dan tulisan surat Kartini berjudul ‘Habis gelap terbitlah terang’.
Kesetaraan perempuan dan laki-laki, kata Bupati, dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan serta menciptakan sumber daya manusia berkualitas, hingga akan memperkokoh semangat serta terwujudnya keluarga dan masyarakat yang sejahtera.
“Berkaitan dengan peran kaum wanita dalam mewujudkan demokrasi yang partisipatif khususnya pada Tahun 2018, telah terlihat pada meningkatnya jumlah keterwakilan kaum wanita yang duduk dalam DPRD Kabupaten dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Sigi,” ujar Bupati.
Dengan semakin banyaknya kaum wanita sebagai pengambil keputusan dalam kebijakan, diharapkan perwujudan hak-hak kaum wanita di Indonesia khususnya di Kabupaten Sigi dapat terpenuhi.
Sementara Hj Hazizah M Irwan mengatakan Raden Ajeng Kartini merupakan pelopor pergerakan serta kebangkitan kaum wanita Indonesia, khususnya perempuan di Kabupaten Sigi. Olehnya, peringatan Hari Kartini bukanlah acara seremonial belaka, tetapi lebih dari itu yakni merupakan perwujudan dan semangat nasionalisme sebagai sumber dan kekuatan bagi kaum perempuan untuk meneruskan cita-citanya.
Kaum perempuan di Sigi, kata Hazizah, kiranya dapat berupaya dan berpartisipasi dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dimana, dengan adanya kesetaraan dan keadilan gender diharapkan kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dicegah.
“Para perempuan tidak hanya menjadi pengguna hasil pembangunan, namun juga ikut berperan melaksanakan dan berpartisipasi disegenap aspek pembangunan,” imbaunya. AJI