SIGI, MERCUSUAR – Masyarakat Desa Pakuli Utara dan Pandere, Kecamatan Gumbasa sudah sempat menjalani berbagai mediasi hingga menandatangani kesepakatan perdamaian akibat konflik. Namun upaya perdamaian tersebut belum mampu meredam konflik, menyusul pecahnya kembali pertikaian kedua desa pada Rabu (2/5/2018) dini hari. Kini, perbatasan di kedua desa terus dijaga ketat personil Kepolisian dari Polres Sigi dan Brimob polda Sulteng .
Kapolres Sigi AKBP Wawan Sumantri melalui Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Iptu Ferry Triyanto menjelaskan penjagaan ketat itu karena masyarakat di kedua desa kembali bentrok.
“Personil dari Satuan Sabhara Polres Sigi dikerahkan bersama personil Polsek Biromaru untuk menjaga perbatasan. Selain itu puluhan personil BKO dari Brimob Polda Sulteng juga disiagakan di berbagai titik perbatasan kedua desa,” ungkap Iptu Ferry, Kamis (3/5/2018).
Menurutnya, pasca penjagaan oleh personil Kepolisian, masyarakat di kedua desa tidak lagi bentrok. Meski demikian, para personil di lokasi diminta untuk tetap waspada.
“Meskipun tadi malam sudah tidak ada letupan, tapi pasukan Brimob maupun personil Sabhara tetap bersiaga di titik perbatasan hingga benar-benar dipastikan aman dan kondusif kembali,” tandasnya.
Diketahui, bentrokan Rabu (2/5/2015) dini hari itu mengakibatkan warga Desa Pakuli Utara atas nama Eka terkena panah ambon dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu guna menjalani perawatan medis.
Pantauan Mercusuar, Polres Sigi beberapa waktu lalu juga sempat melakukan penyisiran senjata rakitan di dua desa tersebut serta menyitanya. Walau demikian, bentrok menggunakan senjata rakitan masih saja terjadi. BAH