Budidaya Ikan Air Tawar DKP dan Polda Gelar Pelatihan Sistem Bioflok

  • Whatsapp
FOTO HLLL DKP N' POLDA

DONGGALA, MERCUSUAR – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng terus mengembangkan budidaya ikan air tawar, khususnya ikan nila, dengan menerapkan sistem Bioflok.

Terbaru, DKP Sulteng bersama Polda Sulteng menggelar pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Bioflok 2021 di Mako Polairud Polda Sulteng, yang dibuka pada Minggu (28/3/2021).

Kepala DKP Sulteng, Moh Arif Latjuba menerangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memberikan perhatian dan mendorong pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Sulteng.

Menurutnya, sektor perikanan tangkap dan budidaya perikanan dipilih menjadi tumpuan utama oleh Kementerian.

“Pemerintah terus meningkatkan ketahanan pangan dari sektor perikanan. Pemerintah telah mengembangkan budidaya ikan nila dengan teknologi sistem bioflok. Teknologi tersebut telah sukses diterapkan untuk budidaya ikan nila yang dimassalkan di berbagai daerah di Indonesia,” kata Arif dalam sambutannya pada kegiatan yang turut dihadiri Wakapolda Sulteng, Danrem 132/Tadulako, Dandim 1306/Donggala, Direktur Polairud Polda Sulteng, Kepala Lapas Palu, masyarakat pelaku budidaya, serta narasumber dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

Dijelaskannya, sistem bioflok dikembangkan untuk meningkatkan pengendalian lingkungan supaya lebih produktif pada tempat-tempat yang memiliki permasalahan untuk mendapatkan air dan keterbatasan lahan, sehingga penerapannya akan lebih efektif.

“Untuk memasyarakatkan teknologi bioflok ini, mewujudkan kawasan-kawasan budidaya ikan air tawar di berbagai daerah sebagai lokasi pengembangan untuk budidaya perikanan tersebut. Dengan cara tersebut, ke depan diharapkan produksi ikan, khususnya ikan nila bisa meningkat secara nasional dan akan membantu suplai bahan pangan ikan nasional. Hal ini bertujuan bukan hanya secara ekonomi saja, namun juga bagaimana turut serta dalam meningkatkan kualitas SDM yang ada,” jelasnya.

Ikan nila dipilih sebagai sistem lanjutan bioflok, kata Arif, karena termasuk kelompok herbivora dan membutuhkan proses pembesaran yang lebih cepat. Selain itu, ikan nila juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme.

Keberhasilan teknologi sistem bioflok untuk ikan nila, lanjutnya, menunjukkan pemerintah terus berinovasi mencari teknologi yang efektif dan efisien, dalam penggunaan air, lahan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Baca Juga