PALUPI, MERCUSUAR- Menanggapi soal pekerjaan proyek darinase di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Palupi, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Syaifullah Djafar mengatakan, dirinya sudah melakukan peneguran kepada salah satu stafnya yang menjabat sebagai pejabat pembuat teknis kegiatan (PPTK).
“Sudah saya tegur ke PPTKnya, kenapa terlalu lama lubang saluran terbuka dan itu memang menyusahkan masyarakat,” ungkapnya melalui pesan singkat Whatsapp.
Terkait proyek yang sudah digali alat berat yang hampir 6 bulan lamanya itu, menurut Syaifullah pekerjaan itu bukanlah mangkrak atau dibiarkan terbengkalai. “Tidak tepat kalau disebut mangkrak,yang benar dalam proses pengerjaan. Ya sabarlah kan butuh waktu. Ada-ada saja,” katanya.
Sementara itu, terpisah Kepala Bidang Pemeliharaan Kota Palu Bina Marga dan Penataan Ruang Sulteng, Asbudianto mengungkapkan setelah terbitnya pemberitaan di media, bahwa sepanjang 200 meter di jalan tersebut, tidak ada saluran sama sekali, maka setiap hujan ditambah air dari Jalan Pue Bongo 2, menyebabkan genangan pada sebagian ruas Jalan gusti Ngurah Rai.
“Dengan anggaran Rp8.000.000. Kami gali menggunakan ekscavator dan dam truk milik Dinas Bina Marga. Jadi proyek ini bukan mangkrak tapi pekerjaan galian saluran sudah selesai, sehingga disekitar bundaran Palupi air tidak lagi meluap ke jalann apabila terjadi hujan. Kemarin saya tidak memberikan tanggapan karena lagi dalam perjalanan keluar daerah,” ujarnya.
Untuk kelanjutannya penyelesaian proyek galian drainase yang menjadi sorotan publik itu, tahap berikutnya akan dilakukan pasangan batu dan akan di swakelolakan pada triwulan ke-3 tahun 2018
“Yang pastinya proyek tersebut akan di kerjakan dalam waktu dekat, sisa dilakukan penyusunan batu dari arah pertamina hingga bundaran. Kami harap masyarakat bersabar, karena kami akan membuat saluran tersebut terkoneksi,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Proyek galian sepanjang sekitar 200 meter dengan kedalaman sekira setengah meter yang rencananya untuk pembuatan drainase di Jalan I Gusti Ngurah Rai, dikeluhkan warga. Pasalnya hingga saat ini, galian itu dibiarkan berhenti (mangkrak) oleh pihak terkait dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), padahal galiannya sudah dilakukan pelebaran.
Informasi yang diperoleh media ini, proyek yang terletak di Kecamatan Tatanga itu sudah sekira 6 bulan lamanya setelah digali alat berat, kini terhenti dan tak ada aktivitas lagi. Tidak jelas bagaimana kelanjutan proyek tersebut, sehingga keberadaan proyek itu dinilai sangat meresahkan warga.
Karena, setiap rumah yang drainasenya sudah diperlebar harus membuat jembatan alternatif untuk masuk ke dalam halaman rumah atau tempat usaha. Dan parahnya lagi disaat hujan kondisi galian itu tersebut tersumbat oleh sampah plastik dan menebarkan aroma tak sedap. OTH/AMR