“Teruslah Belajar”, adalah kalimat yang tidak terlupakan bagi seorang Yusuf Lakaseng. Kalimat itu dilontarkan ibunya, demi melihat anaknya sukses dikemudian hari.
“Yah, meskipun ibu saya pendidikannya sangat rendah, namun pesannya kepada anak-anaknya adalah terus belajar dan belajar,” kenang Yusuf Lakaseng.
Anak terakhir dari tujuh bersaudara ini, kini sedang getol membangun bisnisnya di Jakarta. Disamping itu, ia juga terlibat di salah satu partai politik yang menurutnya adalah jalur untuk membangun bangsa. Fokus pada bisnis, menurutnya sangat penting agar lebih mandiri dalam berpolitik.
“Ini pandangan saya. Jika kita mandiri dalam ekonomi, maka saat menjadi politisi idealisme kita tidak akan mudah goyah,” ujarnya.
Namun kata dia, setiap orang mempunyai pandangan berbeda soal idealisme tersebut. “Kalau saya seperti itu. Jika sudah mandiri ekonomi, maka kita akan fokus pada pekerjaan sebagai politikus, apalagi jika mendapat kepercayaan sebagai wakil rakyat,” paparnya.
Terlahir dari keluarga sederhana, Yusuf sangat memegang betul prinsip kesederhanaan. Bagi dia, kesederhanaan sesungguhnya adalah kunci kebahagiaan, jika dijalani dengan ikhlas. “Bahagia itu sederhana. Tidak perlu yang mewah-mewah. Jika kita bisa memberi dan membahagiakan orang sekitar, itu sudah merupakan kepuasan yang luar biasa,” katanya.
Sosok penganggum Soekarno ini, memiliki keinginan yang hingga sekarang belum terwujud. Saat bercerita, Yusuf, sedikit tertunduk dan mengatakan ingin segera merenovasi rumah ibunya yang berada di Donggulu, Kabupaten Parigi Moutong. “Sejak kecil kami sudah ditinggalkan ayah. Jadi ibu saya sekaligus menjadi ayah bagi anak-anaknya. Saya ingin secepat mungkin bisa perbaiki rumah kami di kampung,” tuturnya. FIT