Wajar Dikdas Masuk Pesantren di Sulteng

ARAHAN KAKANWIL - Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, H. Rusman Langke saat menyampaikan arahan pada workshop penyelenggaraan program Wajar Dikdas Ponpes Salafiyah se-Sulteng di The Sya Regency, Senin (9/7/2018). FOTO: YAMIN

TALISE VALANGGUNI, MERCUSUAR – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng tahun ini memprogramkan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) di   lingkungan pondok pesantren (ponpes).  Kepala Kanwil H. Rusman Langke  mengatakan Wajar Dikdas   sangat strategis karena Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan Kemenag sebagai tokoh tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan ponpes.

“Bagaimana kita bisa menggembleng, mendidik generasi kita di masa mendatang untuk menjadi generasi yang berkarakter dan berakhlakul karimah yang baik. Terimakasih kepada Bidang Pakis (Pendidikan dan Keagamaan Islam) yang telah memprogramkan ini, karena menurut saya ini sangat strategis,”katanya pada workshop penyelenggaraan program Wajar Dikdas Ponpes Salafiyah se-Sulteng di The Sya Regency, Senin (9/7/2018).

Dikatakan, peserta kegiatan yang merupakan pengasuh ponpes sangat penting memahami bahwa ponpes merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia yang telah eksis berabad-abad. Sehingga ponpes harus dipelihara sebaik-baiknya sesuai kondisi daerah masing-masing.

“Sebelum kita merdeka, pendidikan yang paling terdepan adalah ponpes, para kiyai yang melaklukan pembelajaran hanya di surau, musala, dan masjid karena saat itu kita dikejar-kejar bangsa penjajah. Itu sejarah yang membuktikan bahwa lembaga pendidikan tertua di Indonesia itu adalah ponpes,” jelasnya.

Ditambahkan, secara nasional ponpes sudah mencapai 16 ribu, termasuk di Sulteng yang berjumlah 117. Meski belum sebanyak daerah Gorontalo,  mantan Kakanwil Kemenag Gorontalo itu mengaku bersyukur pada pengelola  yang sudah memiliki keikhlasan mengabdi untuk mencerdaskan generasi-generasi mendatang.

“Terkait dengan Wajar Dikdas 9 tahun, tidak boleh lagi ada generasi kita tidak mengenyam pendidikan, tidak boleh lagi warga kita yang tidak punya pendidikan,”pintanya.

Olehnya, Rusman mengharapkan guru-guru harus bisa meningkatkan kualitas. Karena baginya di zaman sekarang semua serba terbuka  tidak ada alasan lagi  tidak punya kesempatan.  Semua bebas belajar tidak perlu lagi kita mengunjungi perpustakaan untuk mencari referensi karena sekarang mencari pengetahuan semua ada di telepon pintar.

Workshop  penyelenggaraan program Wajar Dikdas  diikuti 50 peserta. Masing-masing terdiri dari  1 orang utusan Kanwil, Touna, dan Banggai Laut.  Lalu masing-masing 2 orang dari Poso, Banggai, Morowali, dan Tolitoli.  Lalu Kota Palu 20 orang, Kabupaten Sigi 4 orang, Parmout 9 orang,   dan Buol 6 orang. DAR

 

Pos terkait