BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – Pencucian bendera pataka Wira Dharma Brata Polda Sulteng dimaknai sebagai hal sakral dalam pembersihan hati dan jiwa anggota polisi. Agar melaksanakan tugas penuh penghayatan dan melayani masyarakat dengan baik.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Ermi Widyatno membersihkan pataka dengan penuh khidmat di lapangan apel Mapolda Sulteng, Senin (2/7/2018). Tradisi pencucian pataka merupakan tradisi tahunan dalam memperingati Hari Ulang Tahun Bhayangkara. Upacara dihadiri seluruh pejabat utama Polda Sulteng, Perwira utama, Perwira menengah, Bintara, Tamtama dan PNS Polri Polda Sulteng.
Sejarah singkat Polda Sulteng terbentuk, berdasarkan keputusan Panglima ABRI Nomor : Kep.06.V/1994 yang dikuatkan dengan Skep Kapolri Nopol : Skep/01/II/1995 Tanggal 28 Februari 1995.
Kemudian Polda Sulteng diresmikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs Banurusman pada 29 Maret 1995 sekaligus peresmian lambang Polda Sulteng yaitu Pataka Polda Sulteng dengan nama “ Wira Dharma Brata”. Sebutan itu dimaknai dengan sosok kesatria Polri yang memiliki keterampilan, ketangkasan dan kecerdasan dalam menegakkan aturan serta menjunjung tinggi kebenaran, sebagai perwujudan perilaku pelindung, pengayom dan pelayan Masyarakat.
Menurut Kapolda, pencucian pataka menyambut HUT Bhayangkara yakni untuk mensucikan nilai-nilai luhur dan juga sebagai semangat Polri dalam berkomitmen meraih kepercayaan masyarakat demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain pencucian Pataka dalam menyambut HUT Bhayangkara ke-72 tahun 2018, Polda Sulteng juga sebelumnya telah menggelar beberapa kegiatan, antara lain Lomba Adzan, Lomba Dai Kamatibmas, lomba mancing, lomba sepeda, lomba burung berkicau dan merpati, melaksanakan Bakti sosial serta melaksanakan Anjangsana ke bererapa Panti Asuhan dan personel Polda Sulteng yang sakit keras.
Selanjutnya Polda Sulteng pada hari Selasa tangal 3 Juli 2018 dijadwalkan akan melaksanakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan Tabur Bunga di pelabuhan Ditpolair Polda Sulteng. IKI/*
