PALU, MERCUSUAR – Dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat Kota Palu terhadap pengelolaan sampah rumah tangga, Pegadaian bersama dengan Duta Recycling dan beberapa komunitas peduli sampah menyelenggarakan Sosialisasi Program ‘Merubah Sampah Menjadi Emas’. Kegiatan ini dilaksanakan di Golden Room Kantor Deputi Pegadaian Area Palu, Sabtu (23/6/2018).
Deputi Bisnis Pegadaian Area Palu, Agus Tokhid dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/6/2018) menjelaskan program ini adalah embrio untuk pembentukan ‘Bank Sampah Emas Pegadaian’ dimana Duta Recyling selaku Induk Pengepul akan berfungsi sebagai pembeli dan penampung sampah daur ulang dari masyarakat, instansi, dan sekolah penyetor sampah daur ulang.
Sementara Pegadaian sebagai BUMN dengan Layanan Tabungan Emasnya berfungsi sebagai penampung tabungan emas masyarakat dari hasil penjualan sampahnya. Setiap setoran sampah masyarakat ke Bank Sampah akan langsung dihitung nilainya dan langsung dikonversi ke dalam nilai gram Emas 24 karat melalui Rekening Tabungan Emas Pegadaian masing–masing penyetor sampah .
Pada kesempatan sosialisasi tersebut turut hadir Lurah Pengawu, Lurah Duyu, dan Lurah Silae beserta beberapa warga yang tertarik mengikuti program tersebut. Bahkan, tiga lurah yang turut hadir siap untuk mendukung program tersebut di kelurahannya sebagai pilot project . “Untuk mendapatkan layanan Bank Sampah Emas ini cukup mudah, masyarakat cukup membuka rekening Tabungan Emas Pegadaian, kemudian menyetor sampah daur ulangnya ke Bank Sampah Emas untuk ditimbang dan disetor ke dalam rekening tabungan emas miliknya. Berapapun saldo emas dari hasil penjualan sampahnya dapat terkontrol,” terangnya.
Dari saldo tabungan emas hasil penjualan sampah ini masyarakat bisa memanfaatkan tabungannya untuk kebutuhan yang lebih bermanfaat, seperti kebutuhan sekolah anak, dan kebutuhan rumah tangga. Bahkan, buku tabungan emas ini dapat dijadikan jaminan kredit di seluruh outlet Pegadaian.
Kafrawi selaku Owner Duta Recycling menyampaikan jenis sampah yang dapat disetor ke Bank Sampah Emas saat ini masih terbatas pada sampah daur ulang berbahan plastik seperti botol dan gelas plastik air mineral dan wadah plastik lainnya. Ke depan, jenis sampah yabg dapat disetor akan ditambah dengan sampah organik yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
Untuk masyarakat atau instansi pengumpul sampah daur ulang dalam jumlah banyak, maka sampahnya akan dijemput dengan armada Bank Sampah Emas yang tersedia. Melalui program ini diharapkan dapat menjadi ” daya tarik” masyarakat untuk mengatasi masalah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi sebagai tambahan penghasilan bagi rumah tangganya. “Karena menangani sampah bukan hanya memerlukan daya dorong dan daya paksa, tapi juga memerlukan daya tarik,” tandasnya. HAI/*