Pengamanan Pencabutan Nomor Urut, Lebih Ketat, Tak Bisa Menembus Area Tanpa Kartu

Personel polisi bersenjata lengkap menjaga pintu masuk ke halaman kantor KPU Parmout. FOTO: MISBACH/MS

Untuk pertama kalinya, momentum pencabutan nomor urut pasangan calon (paslon), di Kantor KPU Parigi Moutong (Parmout), Senin (23/9/2024) dijaga ketat aparat keamanan. Akses masuk dibatasi, siapa saja yang masuk diperiksa dengan pendeteksi metal.

MOHAMMAD MISBACHUDIN – WARTAWAN MERCUSUAR

Salah seorang fungsionaris partai pendukung pasangan calon, terpaksa menunggu di depan pintu gerbang, meskipun berkali-kali meyakinkan polisi bersenjata lengkap kalau dia bagian dari rombongan yang punya tugas mengawal paslon. Namun polisi balik menegaskan, kalau mereka hanya mendapat perintah, mengizinkan masuk kepada siapa saja yang memiliki kartu pengenal yang dicetak oleh KPU.

“Maaf, pak, saya bisa buktikan kalau saya ini adalah pengurus partai salah satu pasangan calon. Kami sama-sama berangkat dari posko pemenangan, tapi kami memang tidak mendapatkan kartu,” jelas fungsionaris tersebut.

Namun aparat bersangkutan tetap tidak memberikan izin masuk, dan meminta fungsionaris partai tersebut untuk mencari kartu pengenal, agar bisa diizinkan masuk. Ketika kartu pengenal tergantung di lehernya, barulah polisi mengizinkannya masuk.

Bahkan, beberapa wartawan yang meliput terpaksa tertahan di luar pagar, sambil menunggu kartu pengenal diberikan rekannya, yang sudah berada di dalam area kantor KPU.

“Memang untuk kali ini, kami tidak main-main dalam mengamankan area vital dalam proses Pilkada. Meminimalisir potensi gesekan yang menimbulkan kekacauan,” tekan Kapolres Parmout, AKBP Jovan Reagan Sumual.

Hal itu termasuk membatasi akses masuk bagi siapa saja yang tidak kartu pengenal, yang dicetak oleh KPU. Hal itu, menurut Jovan, untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada semua pihak, yang terlibat dalam proses sidang pleno terbuka pencabutan nomor urut.

“Karena hasil dari koordinasi dengan KPU, lapangan kantor tidak begitu luas sementara kegiatan ini menarik perhatian publik. Makanya akses masuk dibatasi, dengan jumlah kartu pengenal yang dicetak,” urai Jovan.

Pos terkait