Warga Sesalkan Pembangunan Huntara di Pinggir Pantai

IMG-20181016-WA0016

PARMOUT,MERCUSUAR-Pembangunan barak atau hunian sementara (Huntara) bagi korban yang terkena dampak gempa di wilayah Kabupaten Parigi Moutong yang dibangun di pinggir pantai kelurahan Bantaya disesalkan warga.
Pasalnya masyarakat yang ada di daerah tersebut mengaku masih trauma dengan adanya tsunami yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Apa lagi bangunan barak terletak di pinggir pantai yang tentunya membuat warga masih ragu untuk menempatinya.
Seperti yang diungkapkan salah seorang warga Bantaya, Djala yang rumahnya hancur karena terkena dampak gempa. Dirinya mengaku masih trauma dengan kejadian tsunami. Terkait dengan adanya pembangunan barak di tepi pantai, ia sedikit menyesalkanya karena dibangun di pinggir pantai.
“kalau bisa baraknya dibangun dilapangan karena keluarga kami masih trauma,” akunya.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga bantaya lainya,karena masih trauma dengan tsunami makanya mereka berharap dibangun dilapangan yang jaraknya agak jauh dari tepi pantai.
Sementara itu kepala dinas Perumahan dan permukiman Parmout Irfannur Lamalindu yang dihubungi Mercusuar Kamis (18/10/2018) kemarin mengaku barak yang dibangun tersebut merupakan huntara yang diperuntukkan bagi warga yang rumahnya benar benar rusak total dan tidak bisa ditinggali lagi.
Untuk pembangunan yang dilakukan di tepi pantai tersebut menurutnya karena sudah tidak ada lagi lokasi yang lainya, sehingga pembangunan Huntara di lakukan di sepanjang jalan bulevard pantai Bantaya.
Nantinya kata Irfan apa bila rumah warga yang rusak tersebut sudah bisa ditinggali lagi tentunya barak yang dibangun tersebut akan dijadikan kafe dan dikelola oleh pihak kelurahan.
Menurutnya Huntara yang dibangun tersebut hanya sebanyak empat petak saja,untuk desa lainya yang juga terkena dampak akan dibangun Huntara yang sama.TIA

Pos terkait