Demo di Unsimar, Rektor Tuding Aksi Sudah Ditunggangi

Rektor Unsimar, Suwardi Pantih (tengah) didampingi dua Wakil Rektor saat memberi keterangan kepada wartawan, di salah satu kafe di Poso, Rabu (18/6/2025). FOTO: RUSLI/MS

POSO, MERCUSUAR – Aksi demo yang melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa serta civitas akademika Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso masih terus berlanjut, hingga Rabu (18/6/2025). Seperti hari sebelumnya, aksi demo di hari kedua dilakukan di halaman kampus Unsimar Poso dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa.

Pantauan media ini, situasi kampus masih lumpuh. Tidak ada aktivitas perkuliahan yang dilakukan dalam dua hari terakhir. Massa juga melakukan peyegelan ruang Rektor dan empat Wakil Rektor.

Sambil membakar ban bekas dan membawa panflet, pendemo meminta agar pihak kampus transparan dalam pengelolaan sejumlah pos anggaran. Massa juga melayangkan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Rektor Unsimar.

Tuntutan civitas akademika menyusul kedatangan tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi (EKPT) dari Kemendikti ke Unsimar pekan lalu.

“Tim EKPT itu kalau sudah turun, berarti ada persoalan serius yang terjadi di Unsimar. Dampaknya bisa sampai pemberian sanksi sedang atau berat kepada Unsimar. Kami tidak ingin itu terjadi, karena akan berdampak pada dosen dan mahasiswa Unsimar,” sebut salah seorang dosen yang ikut dalam aksi demo.

Massa juga menuntut agar Rektor bersama empat Wakil Rektor turun dari jabatan, karena dinilai telah menyalahi Undang-undang dalam mengemban amanah.

Sementara itu, Rektor Unsimar, Dr. Suwardi Pantih, S.Sos., M.M. yang berusaha memberi penjelasan langsung terkait tuntutan itu, tidak berhasil memasuki kampus, pada Rabu (18/6) siang. Melihat situasi yang memanas, Suwardi memilih meninggalkan area kampus dengan mobil pribadinya.

Suwardi lalu menggelar jumpa pers, di salah satu kafe di Poso, Rabu (18/6/2025) petang. Ia didampingi Warek II, Dr. Rusli Syuaib, S.Sos., M.Si., dan Warek III, Very Koruwa, S.H., M.H..

Kepada wartawan, Suwardi menuding aksi demo yang terjadi di Unsimar tidak murni lagi, dan sudah ditunggangi. Menurutnya, semua tuntutan yang disampaikan tidak benar dan bersifat hoaks. Ia menyebut apa yang dituduhkan adalah fitnah dan tidak beralasan.

“Apa yang disampaikan sudah tidak murni lagi dan sudah ditunggangi. Mereka sudah terprovonasi. Apa yang mereka tuntut terkait kedatangan tim EKPT sama sekali tidak benar. Karena sampai hari ini (kemarin-red), belum ada hasil dari kunjungan tim EKPT ke Unsimar,” ujarnya.

Suwardi malah mengaku heran dengan apa yang menjadi tuntutan. Ia menyebut tidak tahu dari mana pendemo menyimpulkan secepat itu, terkait hasil monitoring dan evaluasi (Monev) yang dilakukan tim EKPT.

“Hingga kini belum ada hasil dari EKPT. Kalaupun nantinya ada, maka itu menjadi masukan bagi kami untuk diperbaiki ke depan. Makanya, saya sendiri heran, kenapa mereka bisa secepat itu menyimpulkan. Dari mana asalnya,” tutur Suwardi.

Kepada wartawan, ia juga menunjukkan dua laporan kepolisian yang sudah dilayangkan ke Polres Poso, terkait aksi demo di Unsimar tersebut.

“Saya sudah menempuh jalur hukum. Ada dua laporan yang saya buat. Masing-masing soal pencemaran nama baik dan soal tindakan pengrusakan fasilitas yang terjadi di dalam kampus,” ungkapnya.

Suwardi juga belum memberikan penjelasan terkait tindakan yang akan dilakukan, untuk kembali menormalkan aktivitas perkuliahan di kampus Unsimar. Yang pasti, kata dia, pihaknya justru menyesalkan lumpuhnya perkuliahan kampus dua hari terakhir, dan akan berupaya untuk menormalkan kembali. ULY

Pos terkait