MERCUSUAR – Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila (PP) Sulteng, Rusdy Mastura mengimbau pengurus dan kader PP se-Sulteng untuk tidak melupakan kontribusi Soeharto semasa menjabat Presiden ke-2 Republik Indonesia.
Jika Presiden pertama RI, Soekarno adalah bapak yang membangun karakter bangsa Indonesia, maka Presiden Soeharto adalah bapak pembangunan fisik Indonesia. Kata dia, tak dapat dipungkiri jika Indonesia baru merintis pembangunan di zaman Orde Baru. Melalui instruksi presiden atau Inpres, infrastruktur dan layanan dasar seperti jalan, Puskesmas, dan sekolah mulai dibangun.
“Pak Harto kita harus tempatkan beliau sebagai tokoh pembangunan. Semua ada kelemahan, semua ada zamannya,” kata Rusdy Mastura saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Wilayah Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (Sapma) PP Sulteng di salah satu hotel di Kota Palu, Minggu (29/4/2018).
Semua mantan presiden RI juga telah memberikan kontribusi yang besar terhadap bangsa ini. Presiden Habibie adalah bapak demokrasi yang membuka kran kebebesan pers, Presiden Gus Dur sebagai bapak pluralisme, Presiden Megawati sebagai presiden perempuan pertama RI, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bapak antikorupsi.
Generasi zaman now atau kaum milenial yang hidup saat perkembangan teknologi informasi bergulir cepat saat ini, juga membutuhkan desain bagaimana memandang keindonesiaan. Karena itu, ia meminta PP tidak melupakan sejarah, termasuk sumbangsih yang telah diberikan para pendiri bangsa dan para mantan kepala negara. Cudi, sapaan akrabnya, menyebut jika dirinya dua periode menjabat Wali Kota Palu juga karena pengalaman ditempa di PP. DAR