JAKARTA, MERCUSUAR – Direktur Operasional PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana menyampaikan, pihaknya sebagai BUMN yang mendapat amanah dari pemerintah untuk mengelola dan melaksanakan program perlindungan dasar terhadap masyarakat pengguna alat transportasi umum baik di darat, laut, dan udara serta lalu lintas jalan, melakukan berbagai kegiatan kampanye pencegahan lakalantas nasional.
Dalam keterangan persnya melalui PT Jasa Raharja cabang Sulteng, Minggu (3/7/2022), Dewi Aryani menyebutkan kegiatan tersebut antara lain dengan mengadakan edukasi, sosialisasi dan pelatihan safety riding yang bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah dan masyarakat, seperti pelatihan safety riding bersama Korlantas Polri dan Account Officer PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Salah satu upaya untuk mengedukasi dan mensosialisasikan Program Safety Riding tersebut, Jasa Raharja menggelar program Talkshow JR Show Safety Riding, melalui kanal YouTube yang ditayangkan pada Kamis, (30/6/2022).
“Program Talkshow Jr Show Safety Riding ini mengupas upaya PT Jasa Raharja dalam mengedukasi masyarakat tentang keselamatan dan keamanan berkendara di jalan raya,” ujar Dewi Aryani.
Data dari PT Jasa Raharja menunjukkan, sebanyak 25.000 korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di tanah air pada tahun 2021.
Dewi Aryani mengungkapkan dari data tersebut, berdasarkan jenis kejadian dan kendaraan terbanyak yang menjadi korban lakalantas nasional di tahun 2021, yakni sepeda motor sebanyak 75,93 persen, truk 12,46 persen, mobil pribadi 9,19 persen, bus 1,0 persen.
“Sisanya, di bawah 1 persen adalah mobil umum, kapal, kereta api, dan lain-lain,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, talkshow tersebut juga membahas keberhasilan pelaksanaan program Mudik Sehat Mudik Aman Bersama BUMN 2022, yang berlangsung pada 28 April sampai 9 Mei 2022 lalu, yang disebutnya terbukti efektif mewujudkan arus mudik dan balik tahun ini berjalan lancar dan aman.
Pada talkshow tersebut, dua pejabat PT Jasa Raharja tampil sebagai narasumber, yakni Direktur Operasional, Dewi Aryani Suzana, dan Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi, Amos Sampetoding. */IEA