PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng, Longki Djanggola diwakili oleh Asisten Administrasi Umum dan Organisasi, Mulyono, mengapresiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah membentuk 20 kluster untuk melaksanakan lokakarya penyusunan pokok – pokok pikiran kebudayaan di daerah-daerah, termasuk di antaranya kluster 17 yang meliputi Provinsi Sulteng dan Gorontalo. Hal ini disampaikan saat membuka lokakarya di Santika Hotel Palu, Rabu (18/4/2018).
Dalam sambutan itu, Mulyono, menuturkan lokakarya ini merupakan implementasi dari Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan yang dimaksudkan menghimpun data kebudayaan di tiap daerah kabupaten dan kota di Indonesia.
“Kemudian menjadi bahan dasar penyusunan pokok – pokok pikiran kebudayaan daerah provinsi,” ujarnya.
Pokok pikiran itu ujar Asisten Mulyono, sebagai dasar penyusunan strategi kebudayaan, penyusunan rencana induk pemajuan kebudayaan, pembangunan jangka panjang, jangka menengah, serta perancangan kerja pembangunan.
Dikatakan, penyusunan pokok – pokok pikiran kebudayaan daerah ini sangat penting, artinya bagi bangsa Indonesia, karena akan menjadi dasar penyusunan strategi kebudayaan Indonesia di masa yang akan datang. Pokok-pokok pikiran pemajuan kebudayaan itu meliputi 10 obyek yang meliputi objek ritus, manuskrip, bahasa, adat istiadat, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, kesenian permainan rakyat, dan olahraga tradisional. Kesepuluh objek tersebut sekarang ini sudah mulai punah, tergerus oleh globalisasi.
“Sehingga budaya lokal atau budaya daerah yang jadi ciri khas suatu daerah sudah mulai tidak dikenal oleh anak-anak kita,” ujar Mulyono.
Ia berharap agar 10 obyek pemajuan kebudayaan – kebudayaan yang ada di daerah-daerah baik yang masih ada, maupun yang sudah hampir punah untuk sekiranya dapat dihidupkan kembali dan diakomodir di dalam pembahasan penyusunan strategi kebudayaan Indonesia pada kongres yang akan dilaksanakan pada bulan September 2018. BOB