IKM Sulteng Berbagi dengan Anak Yatim

DPW IKM Sulteng

TALISE, MERCUSUAR – Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Keluarga Minangkabau Sulawesi Tengah (DPW IKM Sulteng) berbagi kebahagiaan dengan menyantuni anak yatim di tiga panti asuhan di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Jumat (7/5/2021).

Saat membagikan santunan, Ketua DPW IKM Sulteng, Prof Ramadanil Pitopang didampingi Wakil Ketua 1, Ir Jasril; Wakil Ketua 2 Ridwan Ashari; Bendahara Nasrudin; Bidang Ekonomi dan Rumah Makan, Novri; Seksi Dakwah, Suhendi; dan Humas DPW IKM Sulteng, Wahyu.

Ramadanil menuturkan,bakti sosial tersebut merupakan agenda rutin DPW IKM Sulteng setiap tahun. Dia melanjutkan, biasanya DPW IKM Sulteng menggelar acara buka puasa bersama setiap Ramadan. Namun tahun ini, agenda tersebut tidak bisa dilakukan karena pemerintah melarang kegiatan yang mengundang kerumunan akibat wabah Covid-19.

“Bulan puasa biasanya kita buka puasa bersama. Cuma tahun ini tidak kita lakukan karena ada pandemi, maka kita isi dengan kegiatan sosial lain yakni berbagi kebahagiaan dengan anak yatim,”terang guru besar di Universitas Tadulako itu.

Dia mengatakan, tiga panti asuhan yang disambangi DPW IKM Sulteng adalah Panti Asuhan Nurul Ihsan di Jalan Merpati, Panti Asuhan Al Hidayah di Jalan Maleo dan Panti Asuhan Al Hijrah Kabupaten Sigi.

“Pada kegiatan ini, kami membagikan kebutuhan hari-hari seperti beras, telur, minyak goreng, gula dan minuman. Bantuan ini merupakan sumbangan warga IKM Sulteng yang memiliki kelebihan rezeki,” jelas Ramadanil.

Menurut Ramadanil, DPW IKM Sulteng adalah organisasi sosial yang telah berdiri sejak tahun 1968. Organisasi ini didirikan berdasarkan pepatah kaba baiak baimbauan, kaba buruak bahambauan (Kabar baik dikabarkan secara terbuka, kabar buruk dikabarkan oleh inisiatif yang tidak terlihat dan bergegas).

Selain itu, lanjut Prof Ramadanil Pitopang, IKM  adalah organisasi yang besar di Indonesia bahkan di dunia yang berjaringan, tidak bersifat lokal. Sehingga apabila ada permasalahan yang mendera orang minangkabau di perantauan, organisasi ini langsung mengambil peran.

“Waktu gempa di Sulbar, kita bantu galang dana, begitupula  dengan bencana banjir di NTT. Kita bantu melalui DPW IKM NTT,” terangnya.

Ramadanil berharap,  600 kepala keluarga minangkabau di Sulteng ini tetap bersatu dengan memegang  prinsip saciok bak ayam, sedanciang bak basi  (seciap bagaikan ayam, sedencing bagaikan besi) yang berarti harus seiya sekata, satu pendapat atau tetap kompak. UTM

Pos terkait