Pemkot Bangun Tugu Sambulu Gana

tugu Sambulugana

LOLU UTARA, MERCUSUAR– Untuk memperkenalkan filosofi sambulu gana kepada masyarakat Palu lebih luas, maka Pemerintah Kota Palu merehab Tugu Nol Kilometer Kota Palu menjadi Tugu Sambulu Gana, yang terletak di tengah Jalan Sultan Hasanuddin dan Jalan Sudirman, dimana di puncak tugu akan dipasangkan mutiara besar.

Kata sambulu gana atau dulang pembuka pembicaraan penting dalam ritual adat dalam budaya Kaili, dimana  sambulu gana merupakan bahan utama dalam proses ritual adat di Tanah Kaili yang mempunyai makna yang sangat dalam,  sambulu gana terdiri Buah Pinang, Gambir,buah sirih,kapur sirih dan tembakau.

Pembangunan tugu tersebut dimulai sejak 20 Agustus hingga Desember 2018 mendatang dan diharapkan menjadi ikon baru warga Kota Palu. Pembangunan tugu itu menghabiskan anggaran senilai Rp2.979.540.000, yang diambil dari dana APBD Kota Palu. Sedangkan pelaksanan tugu tersebut adalah PT.Lambara Jaya Persada dan untuk memastikan pekerjaan ini terlaksana dan sesuai kontrak 120 hari kalender, maka kegiatan rehabilitasi pemeliharaan bangunan pelengkap jalan ini dalam pendampingan tim TP4D Kejari Palu.

Demikian dikatakan Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu, Alfina, Jumat (7/9/2018). Dia melanjutkan, TP4D artinya tim pengawal dan pengaman pemerintahan dan pembangunan daerah di wilayah hukum Kejaksaan Negeri Kota Palu. Hal ini, kata dia demi memastikan tidak ada tindakan penyelewengan dana pembangunan tugu tersebut.

“Pembangunan tugu titik nol ini digeser ke timur dari barat, hal ini setelah dibagi sirkulasi kepadatan kendaraan yang selalu menumpuk disebelah timur maka digeser ke barat,”Alfina.

 

Ini Filosofinya

Menampilkan filosofi  sambulu gana dipandang perlu karena artinya dalam adat kuat sehingga dibandingkan simbol adat di Tanah Kaili,  sambulu gana sangat tepat berada di titik nol ini, yang dimaksudkan dimana sebuah tugu yang berada di pusat Kota Palu ini.

Rencananya tugu itu memiliki tinggi 17 meter, yang mana angka 17 meter itu sendiri merupakan tanggal Hari Kemerdekaan Indonesia dengan struktur berbentuk dulang yang terbuat dari tembaga, serta dikelilingi kolam berbentuk segitiga mengikuti sirkulasi kendaraan sekitar dan penambahan elemen air untuk menembah kesan sejuk pada area tugu.

Bila merinci filosofi yang terdapat dalam tugu nol kilometer ini ada empat yang perlu diketahui masyarakat, kata Alfina yakni pondasi bawah terdapat dulang raksasa dengan diameter 8 meter, yang merupakan tempat untuk menaruh makanan saat kegiatan adat Kota Palu dan bermakna bahwasanya Kota Palu menyambut masyarakat dari luar kota lain, kemudian struktur tiang utama yang terdapat 35 besi penghubung mengambil filosofi jumlah propinsi yang ada di Indonesia, merupakan kesatuan Indonesia sebagai tiang utama nusantara tanpa memandang suku,ras dan agama.

Sedangkan puncak tugu nol Kilometer terdapat mutiara yang melambangkan kota yang bercahaya dari ketinggian dan terakhir empat pilar penyangga tiang utama yang filosofinya mewakili UU 1945, Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, serta tidak lupa bahasa Kaili yang bertulisakan “Masintuvu Kita Maroso” artinya bersama kita kuat dan “Morambanga Kita Marisi” artinya bersama kita kokoh yang dapat dibaca  dari arah timur ke barat. ABS

Pos terkait