Tiga Hal ini yang Membuat Basket Sulteng Belum Berkembang

PALU, MERCUSUAR – Freddy Gorey merupakan instruktur yang ditugaskan PB Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) untuk menularkan ilmunya kepada calon pelatih-pelatih Basket Sulteng lewat Kursus Pelatih C dan B2 yang digelar selama empat hari di Palu.

Kepada Mercusuar, Freddy menyebut PB Perbasi mengharapkan Basket tak hanya didominasi pulau Jawa. Sehingga lewat kursus pelatih C dan B2, Sulawesi Tengah akan berkembang lewat transfer ilmu kepelatihan yang diajarkan.

“Perbasi pusat tidak hanya ingin pulau Jawa saja bisa berkembang, tapi semua harus bisa berkembang. Perbasi ingin mengandalkan semua provinsi yang ada di Indonesia berkembang lewat pelatih.Karena pemain tak bisa berkembang kalau pelatih sendiri tidak berkembang karena pelatih berada di garis terdepan,” terang Freddy di sela-sela kursus,Kamis (19/4/2018).

Menurutnya pelatih harus di motivasi dilengkapi dan diberikan ilmu sebanyak-banyaknya sehingga mereka bisa mentransfer kepada semua atlet-atlet di daerah yang mereka bina masing-masing.

Tiga hal, kata Freddy yang menjadi pembeda mengapa Basket di pulau Jawa lebih berprestasi. Yang pertama adalah budaya. Di Pulau Jawa, kata dia, Basket bukan hanya sebuah olahraga,tapi sudah menjadi gaya hidup anak muda.Karena anak muda di pulau Jawa kalau sudah bermain Basket akan di bilang keren di lingkungan mereka. Sedangkan di daerah,Basket belum terlalu dinikmati .

Yang kedua masalah informasi. Menurut pelatih kelahiran Medan ini pelatih di daerah lambat mendapatkan informasi tentang ilmu kepelatihan, dan yang ketiga adalah SDM ,yaitu pemain, pelatih, pemilik klub dan manajer yang total bekerja di Basket karena mereka mencari Buang di Basket.

“Dari kursus pelatih ini, saya berharap Sulawesi Tengah bisa berkembang atau minimal bisa bersaing dulu dengan Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan di pulau Sulawesi,” tutupnya. CLG

 

 

Pos terkait