Rusdy Toana, Sang Tadulako HMI

  • Whatsapp
D515A45C-075E-4EE2-8EDA-6A4D2E3AC071

Sejarah selalu ditulis oleh para pemenang, history has been written by the victors. Adagium ini juga memengaruhi penulisan sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Banyak tulisan sejarah HMI yang dipublikasikan, luput mencatat sejarah kader yang tidak berkesempatan masuk struktur kepengurusan, tidak menduduki posisi strategis dalam politik kekuasaan, dan atau menggenggam pundi-pundi finansial.

Di hari lahir HMI 5 Februari, saya mencoba menulis salah satu sosok yang berjiwa hijau hitam, namun luput dari hiruk pikuk penulisan sejarah HMI-mungkin karena tidak pernah duduk dalam struktur kepengurusan. Dialah Rusdy Toana, Sang Tadulako HMI.

Rusdy Toana, sosok yang menurut saya layak untuk disematkan penghargaan sebagai Sang Tadulako HMI. Bagaimana tidak? Kader masa awal HMI ini ditempa langsung oleh pendiri HMI Prof Lafran Pane dan peletak dasar keorganisasian seperti Dahlan Ranuwihardjo, Deliar Noer, serta Ismail Hasan Metareum. Bahkan sahabat karib mantan Ketua PB HMI, Sulastomo ini ‘nyantri’ pada M Natsir sebagai sekretaris pribadi dan beberapa pentolan Masyumi.

Rusdy Toana yang lahir di Parigi, 22 September 1930 sampai akhir hayatnya terus berjuang berusaha mewujudkan masyarakat cita HMI melalui gerakan politik, sosial, literasi, keagamaan, dan intelektual. Sangat sedikit kader HMI yang mampu terjun dalam beragam gerakan seperti yang diajarkan dalam perkaderan.

Saya mencoba menulis sedikit profil Rusdy Toana berdasarkan beberapa catatan dan endapan ingatan saat berdialog dengan keluarga dan kader HMI di Kota Palu yang mengenal sosok Rusdy Toana diantaranya Alm. Ahmad Basir Toana (adik), Almh. Chadidjah Toana (adik), Murad U Nasir (mantan anggota DPR RI/Ketua DPRD Sulteng), dan Alm. Firman Maranua (mantan anggota DPRD Sulteng) serta sahabat karib Alm. Ishak Moro (mantan anggota DPRGR/DPR RI dan pejuang pembentukan provinsi Sulteng).

Sebagian coretan ini juga mengambil tulisan Dr. HA. Maddukeleng, mantan Dekan Fisip Universitas Tadulako.
Masyarakat Sulteng mengenal Rusdy Toana sebagai seorang wartawan dengan koran Mercusuar yang ia dirikan. Bahkan kader HMI dan para alumni jarang yang mengetahui, jika Rusdy Toana merupakan orang pertama yang menerima mandat pendirian HMI di Kota Palu, bersama Nazaruddin Pakedo melalui surat PB HMI Nomor 1938/Sek/B/1965 tertanggal 24 Februari 1965.

Menurut penuturan Ahmad Basir Toana, Rusdy selaku penerima mandat membidani kelahiran HMI di Kota Palu, tidak bersedia menjadi ketua dan memilih posisi sebagai pembina. Ketua pertama HMI Cabang Palu diemban L Takwa.

Mantan sekretaris pribadi Ketua Masyumi M Natsir ini mulai ber-HMI saat menempuh pendidikan di Yogyakarta.
Di Yogyakarta, sebagai anggota HMI Rusdy Toana ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui Tentara Pelajar. Bersama mantan Sekjen PB HMI Mayjen TNI (Purn) Ibrahim Madilao, Rusdy bergabung di Brigade 16 Yon Matalatta.
Jiwa nasionalisme Rusdy, sejatinya dipupuk sejak kecil. Jiwa nasionalisme Rusdy tertanam sejak usia 9 tahun.

Tahun 1942, Rusdy menempuh pendidikan di HIS (Hollandsche Inlandse scool) Muhammadiyah Poso. Pada saat itu, ayahnya Abdul WachidToana, menanamkan jiwa nasionalisme dan anti penjajahan.

Baca Juga