PALU, MERCUSUAR – Konsep ‘Nosiala Pale’ atau gotong royong dalam budaya masyarakat Kaili direncanakan akan diadaptasikan ke dalam sebuah Peraturan Daerah (Perda) di Kota Palu.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kelurahan Berdikari, ‘Nosiala Pale’ menuju Palu Adipura, yang digelar Pemerintah Kota Palu bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Milana Graha Sabha Palu, Selasa (26/10/2021).
“Ini yang akan kita jadikan tagar kita dan rencana ini akan kita Perdakan,” kata Hadianto.
Ia menuturkan, konsep tersebut tercetus dan kembali mengemuka di salah satu kegiatan sarasehan BPIP, yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP yang juga mantan Wakil Presiden Indonesia, Try Sutrisno. Di sebuah kesempatan, Try bertanya tentang gotong royong dalam bahasa Kaili.
“Beliau bertanya apa bahasa Kaili gotong royong. Saya langsung bilang ‘Nosiala Pale’, yang memiliki arti gotong royong, saling tolong menolong, serta saling mengayomi,” jelas Hadianto.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu, H. Ansyar Sutiadi menyebutkan pemerintah Kota Palu, terutama Badan Kesbangpol saat ini tengah menggaungkan konsep‘Nosiala Pale’ atau budaya saling bergandengan tangan yang sejak dulu telah berkembang di tengah masyarakat Kaili.
Konsep ‘Nosiala Pale’ disebutnya merupakan salah satu ilmplementasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, yang berbasis dengan budaya serta kearifan lokal.
“Kita sekaligus ingin mengenalkan mutiara bangsa Pancasila yang berasal dari kearifan lokal Sulteng, yakni ‘Nosiala Pale’. Artinya bergandengan tangan, yang dalam bahasa Pancasila ada namanya gotong royong,” jelas Ansyar.
Semangat ‘Nosiala Pale’ menurut Ansyar, memuat nilai-nilai luhur masyarakat Kaili yang sangat erat dengan nilai-nilai kegotongroyongan dalam Pancasila. Konsep tersebut, telah ada sejak dulu dan menjadi tradisi, dan akan kembali digaungkan terutama bagi generasi muda penerus.
“Setiap kegiatan yang kita laksanakan kita gaungkan itu, yang dalam bahasa Pancasila ada namanya gotong royong. Itu sudah dari dulu ada dan menjadi tradisi khas masyarakat Kaili,” pungkasnya. IEA