PALU, MERCUSUAR – Bulan Sabit Merah Turki (Turkish Red Crescen) memotong sapi kurban sebanyak 100 ekor yang dibagi dua tahap, Selasa (20/7) dan hari ini Rabu (21/7). Daging kurban itu dibagikan kepada warga penyintas di Palu, Sigi, dan Donggala sebanyak 5.750 paket.
Head of Turkish Delegate, Teyfik Cem Binatli menjelaskan, dari jumlah itu, sebanyak 2.250 paket dibagikan ke warga penyintas di Palu, 1.750 paket ke warga di Sigi, dan 1.750 paket untuk warga penyintas yang ada di Donggala.
Dalam penyalurannya, Bulan Sabit Merah Turki bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Palu, PMI Sigi, dan PMI Donggala. Lembaga itu melakukan kurban setiap tahunnya di Palu.
Bulan Sabit Merah Turki hadir di Palu setelah bencana 28 September 2018. Bahkan, sebelum hadir di Palu mereka sudah mengirimkan berbagai bantuannya untuk para korban bencana itu.
Mereka mendirikan tenda-tenda darurat. Mendistribusikan makanan dan perlengkapan kebersihan kepada korban gempa, tsunami, dan likuefaksi.
Wakil Ketua Bulan Sabit Merah Turki, Naci Yorulmaz saat itu mengatakan, lembaganya akan terus membantu para korban di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala.
Ia mengatakan, upaya bantuan kemanusiaan dimulai tepat setelah bencana. Pihaknya berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mencapai wilayah ini.
“Mengirimkan bantuan kemanusiaan saat ini ke Palu, yang paling terkena dampak bencana, sama sulitnya seperti di hari-hari awal bencana,” katanya waktu itu.
Yorulmaz menargetkan saat itu 40.000 korban akan mendapat manfaat dari bantuan itu.
“Tujuan kami adalah mengurangi rasa sakit orang-orang di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala dan untuk memungkinkan mereka kembali ke kehidupan normal mereka,” katanya.
Sampai sekarang Bulan Sabit Merah Turki masih berada di Palu. Lembaga ini punya komitmen kuat untuk tetap membantu warga penyintas di tiga daerah, Palu, Sigi, dan Donggala.
SDN Poboya yang rusak akibat gempa, Bulan Sabit Merah Turki membangunnya kembali. Kini, gedung sekolah itu sudah selesai dan menjadi salah satu gedung sekolah termegah di Palu.
Tiga gedung dibangun berlantai dua dengan konstruksi tahan gempa. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain ada bangunan musalah.
Belum lama ini, lembaga itu juga membantu warga di Sigi untuk membudidayakan ikan nila. Kemudian juga membangun pengolahan air bersih untuk warga yang tiggal di hunian tetap Tondo.MAN