Gapki Sulawesi Ajak PWI Majukan Kawasan Bersama Kelapa Sawit

E583397D-20F0-4676-89AF-3340D810D8AC-10b0942e

PALU, MERCUSUAR – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Sulawesi mengapresiasi sinergi dan dukungan yang telah diberikan para jurnalis dalam memajukan industri kelapa sawit Indonesia. Kekuatan media dinilai sangat berperan dalam menumbuhkan optimisme dan semangat untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan.

“Kita perlu terus kampanyekan potensi dan dampak positif yang dapat diperankan industri kelapa sawit,” ujar Ketua Gapki Sulawesi, Dony Yoga, saat menjadi pembicara dalam acara Konferensi ke-13 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulteng, Palu, 2 Maret 2022.

Dengan kondisi alam yang dimiliki, Sulawesi menyimpan potensi besar pengembangan industri kelapa sawit. Komoditas strategis ini bisa menjadi sektor penggerak yang sangat penting bagi kemajuan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Potensi yang amat besar ini sebaiknya kita kelola dengan semaksimal mungkin,” ujar Dony Yoga. Salah satu elemen yang dapat bergandengan tangan memajukan industri ini, menurutnya, adalah media massa.

Melalui pemberitaan, menurutnya, rekan-rekan jurnalis bisa menyebarkan informasi positif ke masyarakat luas. “Masyarakat dapat semakin tahu mengenai potensi dan berkah yang dimiliki bangsa Indonesia berupa kekayaan alam dan iklim yang sangat cocok bagi budidaya kelapa sawit nasional,” lanjutnya.

Dari data yang ada, menurut Dony, usaha perkebunan kelapa sawit banyak tersebar di Sulawesi. Terutama di Sulawesi Barat dan Tengah. Selain perusahaan besar, perkebunan yang dimiliki masyarakat juga sangat banyak. “Artinya, masyarakat sudah melihat dampak dan kekuatan komoditas ini bagi jaminan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan mereka,” lanjutnya.

Hilirisasi berjalan dengan baik

Ke depan, menurutnya, industri kelapa sawit nasional harus terus memperbaiki diri. Selain tantangan peningkatan produktivitas, industri ini harus meningkatkan nilai saing. Salah satunya dengan terus melakukan hilirisasi.

Menurut Dony, hilirisasi sawit nasional telah berjalan dengan baik. Hal itu tercermin dari porsi ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tidak lebih dari 20%. Sisanya ekspor dalam bentuk produk olahan. Hal itu terjadi di antaranya berkat dukungan regulasi dari pemerintah berupa kebijakan pungutan ekspor (PE) dan bea keluar (BK) sawit.

Menurutnya, masih sangat dibutuhkan dukungan banyak pihak agar program yang dapat memberi manfaat bagi bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik. Dukungan awal, menurut Dony, setidaknya dapat dimulai dengan memahami betapa besarnya potensi, kekayaan alam dan kecocokan iklim bagi budidaya kelapa sawit di Indonesia. (*)

Pos terkait